Mohon tunggu...
Josep Rahawarin
Josep Rahawarin Mohon Tunggu... lainnya -

Anda harus terus berkembang,kalau tidak anda seperti roti jagung kemarin_basi dan kering. Demikian juga anak tangga tidak dibuat untuk beristirahat, tetapi hanya untuk tumpuan kaki seseorang cukup lama untuk memungkinkan dia bisa memijakkan kaki satunya lebih tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia Di Mata Orang Papua

22 Agustus 2012   20:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:26 2442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13456673611744434946

( Sumber Foto : Google image) Bahasa bagi masyarakat Papua yang terdiri dari 270 suku merupakan harta yang tak ternilai. Suku yang satu dengan suku yang lain memiliki bahasa yang berbeda-beda  sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Oleh karena itu dalam sejarah sosial budaya masyarakat Papua pada masa lalu, walaupun hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain tetapi bahasa yang mereka pergunakan adalah bahasa yang  sama berdasarkan sukunya. Dengan kata lain mereka tidak pernah meninggalkan bahasanya kemanapun mereka pergi. Masa Penjajahan Belanda. Ketika Belanda masuk ke Indonesia maka pulau pulau yang  merupakan penghasil rempah-rempah seperti salah satunya Maluku menjadi tempat mereka bekerja lewat organisasi dagang yang kita kenal dengan VOC. Belanda tidak saja menjajah dan melakukan perdagangan rempah-rempah lewat VOC , melainkan juga memiliki misi keagamaan salah satunya  dengan mengikutsertakan para biarawan dan biarawati Katolik seperti para suster, bruder dan para imam Katolik atau Pastor atau bagi orang Katolik di pulau Jawa menyebutnya  sebagai "Romo." Para biarawan-biarawati Katolik ini disebut sebagai para misionaris. Para misionaris ini mendidik putera-puteri Maluku yang sebagian besar  menjadi guru dan setelah tamat sekolah guru ditempatkan di Maluku dan sebagian besar di kirim ke Papua. Para misionaris dan guru yang dikirim ke Papua inilah yang pertama kali memperkenalkan dan mengajarkan  Bahasa Indonesia kepada masyarakat Papua. Pada saat itu dengan jumlah yang kecil, masyarakat Papua mendapat pelajaran menulis dan membaca. Suka dan Duka Mengajar Mengajar di pedalaman Papua menjadi tantangan tersendiri. Tantangan yang paling berat adalah bagaimana menghadapi masyarakat Papua yang pada saat itu menganggap orang lain sebagai ancaman. Kehadiran guru-guru Maluku yang  sebagian besar berasal dari suku Kei ini menjadi ancaman serius bagi mereka. Lebih berbahaya lagi kalau ada yang berkulit putih, karena mereka dianggap berbeda dan menjadi sasaran ancaman seperti yang dialami para misionaris dari Belanda tersebut. Singkat cerita lewat berbagai macam perjuangan akhirnya mereka bisa tinggal bersama dalam satu komunitas. Tetapi masalah belum berhenti di situ. Kehadiran Bahasa Indonesia juga merupakan ancaman bagi masyarakat Papua pada saat itu karena mereka berpikir mengapa kita harus belajar bahasa Indonesia sementara kita sudah mempunyai bahasa daerah.Tetapi sekali lagi lewat pendekatan yang terus menerus akhirnya para orangtua mengizinkan anak-anaknya belajar Bahasa Indonesia. Pada saat itu peralatan tulis menulis dan membaca adalah berupa sepotong papan dan beberapa batu kapur. Oleh karena itu kemampuan menghafal menjadi andalan setiap murid karena setelah menulis mereka harus menghapus papan mereka untuk mempelajari lagi huruf atau kata berikutnya. Sekolah mereka adalah hutan rimba dan ruang kelas mereka  adalah dibawah beberapa pohon yang sudah ditentukan. Waktu belajar mereka tidak menentu. Kadang sekolah kadang libur. Waktu sekolah ditentukan oleh  murid. Sebagai contoh ketika mereka sedang belajar dan tiba-tiba ada rusa yang lewat maka saat itu sekolah selesai atau waktu belajar dianggap selesai karena semua murid secara spontan mengejar rusa yang sedang lewat itu. Kalau rusa tadi dapat mereka tangkap maka akan dibagikan sebagian untuk  guru dan sebagian lagi untuk mereka. Belajar Bahasa Indonesia Dalam perkembangannya belajar Bahasa Indonesia  menjadi sesuatu yang lucu tetapi juga menarik. Ada beberapa kata dalam Bahasa Indonesia yang selalu mereka singkat sebagai contoh : 1.Engkau bisa disingkat kau. Oleh mereka disingkat menjadi ko. Contoh kalaimat : Kau punya yang itu.        diucapkan menjadi  Ko pu itu 2.Saya oleh merekadisingkat sa. Contoh kalimat : Saya makan. diucapkan menjadi Sa makan 3. Dia oleh merekadisingkat di. Contoh kalimat : Dia lari . diucapkan menjadi Di lari 4. Ini ibu Budi oleh mereka dibaca Ini Budi dia pu mama. Artinya sebenarnya sama saja. Pada masa itu Bahasa Indonesia oleh masyarakat Papua dilihat sebagai ancaman tetapi dalam perkembangannya Bahasa Indonesia dilihat sebagai bahasa yang memiliki kata-kata dan arti yang terlalu panjang oleh karenanya  kata-kata itupun disingkat. Seiring dengan perkembangan jaman dimana perhatian pemerintah dan pihak swasta terhadap pendidikan di Papua meningkat dan besar maka Bahasa Indonesia telah berkembang sangat baik di kalangan masyarakat Papua sampai dengan saat ini. Dan bila anda ke Papua maka jangan takut kalau akan ada masalah dengan hal berbahasa Indonesia  karena bahasa Indonesia orang Papua sangat baik. Saat ini Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu di Papua  dan menjadi bahasa pengantar dari kota hingga ke desa-desa seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selamat untuk masyarakat Papua. Bahasaku adalah Bahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun