Mohon tunggu...
Babang Choco
Babang Choco Mohon Tunggu... Administrasi - Pengangguran

Keep improve, keep learning and we must growing up together...

Selanjutnya

Tutup

Money

Menggagas Ekonomi Kreatif di Daerah Pedesaan yang Konsumtif Menjadi Daerah Produktif

21 November 2018   21:17 Diperbarui: 22 November 2018   05:05 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa (sumber: wikipedia).

Dewasa ini kegiatan produksi membawa peran penting pada pertumbuhan ekonomi baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Kegiatan produksi mulai dari skala besar sampai dengan skala kecil berdampak langsung pada kegiatan perekonomian disuatu daerah sehingga mempengaruhi mobilisasi arus sumber daya manusia dan mobilisasi arus barang, akibatnya meningkatnya siklus perekonomian diiringi dengan peningkatan daya beli masyarakat. 

Pertanyaannya bagaimana dengan peningkatan perekonomian didaerah minim kegiatan produksi? Kegiatan produksi yang dimaksud adalah kegiatan yang langsung berhubungan dengan sumber bahan baku dimana terjadi siklus perindustrian dari hulu ke hilir. 

Dalam bahasan kali ini dibatasi pada daerah pedesaan dimana tidak ada atau minimnya kegiatan produksi karena kurang tersedianya bahan baku yang disebabkan oleh terbatasnya lahan untuk menyediakan bahan baku industri skala kecil, atau lebih populer dikenal dengan Industri Kecil Menengah dan Usaha Kecil Menengah. Dengan kata lain daerah pedesaan yang tidak memiliki lahan untuk menyediakan bahan baku kegiatan industri dari hasil pertanian, perikanan dan lain sebagainya. 

Pilihannya adalah menciptakan kegiatan produksi melalui ekonomi kreatif dengan memanfaatkan teknologi digital, baik digital marketing maupun e-commerce. Peluangnya masih terbuka lebar apabila dapat membaca minat konsumen pada skala global. Misalnya dengan menonjolkan kekuatan nilai produk barang dan jasa yang akan dipasarkan.

Setiap daerah memiliki perbedaan dengan daerah lain baik budaya, kesenian, adat istiadat dan keberagamaan hayati. Hal itu dapat dieksplore dan dikemas dalam sebuah produk digital yang dapat dipasarkan melaui media teknologi informasi dan komunikasi atau lebih dikenal dengan teknologi digital. 

Menggali potensi desa merupakan salah satu metode pengembangan model bisnis dalam upaya menciptakan ekonomi kreatif sebagai salah satu motor penggerak perekonomian masyarakat pedesaan. 

Sudah pasti tidak mudah untuk memulai tetapi dengan itikad baik untuk meningkatkan  kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan dengan karakteristik tertentu, merupakan energi yang cukup untuk memulai mempetakan arah produksi. 

Analisa kebutuhan menjadi suatu kewajiban yang harus dikerjakan sebelum mengeksplore lebih jauh jenis-jenis produk yang akan diciptakan. Tujuannya adalah agar dapat mengetahui seberapa jauh minat pasar terhadap produk yang akan di tawarkan, kemudian bagaimana penetrasi pasar yang akan disasar baru kemudian berhitung bagaimana kegiatan produksinya. 

Teknologi digital selain sebagai media untuk mengemas hasil produksi,  juga sebagai jembatan anatara produsen dan konsumen untuk mempermudah komunikasi kegiatan industri dari hulu ke hilir. 

Kolaborasi menjadi penting untuk meningkatkan nilai pada sebuah produk yang dihasilkan,  baik dari sisi budaya, seni dan adat istiadat untuk memberikan kesan unik pada produk barang dan jasa yang ditawarkan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun