Mohon tunggu...
Obi Samhudi
Obi Samhudi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Nama Obi Samhudi, alamat sekarang Jalan Parit Haji Husein II Komplek Griya Caraka No.c4, Pontianak Kalimantan Barat. No telpon yang dapat dihubungi 089697876596. Sekarag sedang menempuh pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan. E-mail aktif :obisamhudi@yahoo.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perpustakaan Keliling “Jalur Air” Pada Masyarakat Bantaran Sungai Kapuas, Kota Pontianak

15 Agustus 2015   04:06 Diperbarui: 15 Agustus 2015   04:41 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perpustakaan merupakan aspek fundamental dalam pembangunan sumber daya manusia. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat pada umumnya memiliki wawasan yang tinggi terkait ilmu pengetahuan melalui buku-buku yang ada. Dalam upaya memiliki skill sekalipun masyarakat membutuhkan perpustakaan sebagai bahan dasarnya. Dewasa ini justru dapat dilihat skill lahir dari ilmu pengetahuan. Selain itu, perpustakaan juga menjadi sumber atau gudang berkembangnya watak seorang manusia menuju individual yang maju. Oleh karena itu, perpustakaan sangat menentukan arah pembangunan sumber daya manusia.

Perpustakaan pada umumnya masih kurang sekali dirasakan oleh masyarakat. Kekurangan dikarenakan oleh kondisi perpustakaan, penyebaran perpustakaan, dan sosialisasi minat baca yang masih sangat minim serta tidak inovatif. Konsep perpustakaan yang dikenal masyarakat hingga saat ini masih tergolong biasa saja. Masyarakat tidak akan tertarik membaca jika tidak ada pembaharuan dalam konsep perpustakaan. Oleh karena itu, inovasi sangat diperlukan sehingga budaya membaca meningkat dan masyarakat lebih tertarik untuk membaca.

Perpustakaan merupakan wadah belajar baik dari kalangan muda maupun tua. Implementasi konkrit mesti dilaksanakan oleh pemerintah dalam bentuk aksi, agar buta aksara dapat diminimalisasi dan pengetahuan masyarakat akan lebih baik. Selain itu, membaca akan menaikkan taraf peningkatan angka partisipasi sekolah dan meningkatnya minat budaya membaca. Negara yang maju sudah tentu diukur dari perkembangan pendidikan yang maju pula. Maka dari itu, konsep perpustakaan sangat berperan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan taraf pendidikan perpustakaan harus menjadi tonggak dasar fundamental untuk berkontribusi. Maka dapat disimpulkan bahwa implementasi perpustakaan tidak hanya dilakukan pada jalur darat, agar universalisasi maupun secara holistik ilmu pengetahuan masyarakat tidak ada ketertimpangan dapat pula dilakukan pengimplementasian perpustakaan melalui jalur air.

Perpustakaan keliling adalah sebuah wacana dalam menyebarluaskan minat baca buku bagi setiap kalangan masyarakat. Minat baca yang tinggi akan membuat masyarakat semakin sadar tentang pentingnya dunia pendidikan dan pentingnya buku. Perpustakaan keliling jalur air adalah konsep agar masyarakat sungai juga merasakan hal yang masyrakat berdomisili di jalur darat rasakan. Penulis tertarik mengangkat tema tentang perpustakaan keliling melalui jalur air karena metode ini merupakan inovasi tersendiri dalam meningkatkan minat baca, sekaligus sebagai daya tarik membaca bagi masyarakat daerah bantaran sungai. Selain itu, konsep ini juga akan meningkatkan angka partisipasi sekolah dan meningkatkan skill masyarakat bantaran sungai Kapuas Kota Pontianak.

Kota Pontianak merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Barat yang luasnya mencakup 107,82 Km² dan terdiri dari 6 wilayah kecamatan dan 29 kelurahan. Kota Pontianak dilintasi oleh garis Khatulistiwa, yaitu pada 00 02’ 24” Lintang Utara sampai dengan 00 05’ 37” Lintang Selatan dan 1090 16’ 25” Bujur Timur sampai dengan 1090 23’ 01” Bujur Timur. Ketinggian Kota Pontianak berkisar antara 0,10 meter sampai 1,50 meter diatas permukaan laut dan kemiringan tanah sekitar 0-2 %. Terdapat 2 (dua) sungai utama yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah Kota serta dikelilingi oleh sekitar 33 sungai kecil. Kecamatan di Kota Pontianak yang mempunyai wilayah terluas adalah Kecamatan Pontianak Utara (34,52%), diikuti oleh Kecamatan Pontianak Barat (15,25%), Kecamatan Pontianak Kota (14,39%), Kecamatan Pontianak Tenggara (13,75%), Kecamatan Pontianak Selatan (13,49%) dan Kecamatan Pontianak Timur (8,14%). (Badan Pusat Satistik, 2014:1).

Berkaitan dengan perpustakaan keliling menggunakan jalur air ini, penulis berpendapat bahwa masyarakat daerah bantaran sungai khususnya daerah-daerah terisolir atau marjinal di kota Pontianak wajib merasakan fasilitas perpustakaan sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan adanya perpustakaan keliling jalur air khususnya masyarakat bantaran sungai Kapuas Kota perkembangan ilmu pengetahuan secara utuh akan meningkat. Menelisik kondisi saat ini, Pontianak pada khususnya masih mengalami minimnya perpustakaan. Hingga saat ini jumlah perpustakaan yang ada di Kota Pontianak mencapai jumlah 28 itupun sudah mencakup kantor perpustakaan arsip dan dokumentasi (Badan Pusat Statistik, 2014:36). Hal tersebut tidak relevan dengan penduduk kota Pontianak pada tahun 2013 yang diperkirakan berjumlah 587.169, diperkirakan pula bahwa jumlah penduduk per 1 kilometer pesergi berjumlah 5.546 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2014:65). Ketidakrelevaan terjadi karena ketidaksesuain pengadaan perpustakaan.

Perpustakaan keliling menggunakan jalur air ini bisa menggunakan sampan, speed boat, dan perahu masyarakat sekitar ataupun realisasi program dari pemerintah. Adapun sasaran dari konsep perpustakaan keliling jalur air ini akan difokuskan pada bantaran sungai Kapuas kota Pontianak. Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang yang ada di Kalimantan Barat sekaligus sungai terpanjang di Indonesia dengan ukuran panjang mencapai 1.143 km.

Penulis tertarik untuk membahas implementasi perpustakaan keliling jalur air pada bantaran sungai Kapuas kota Pontianak karena konsep ini merupakan sumbangsih yang baik untuk kemajuan daerah. Saat ini kota Pontianak secara menyeluruh memiliki capaian yang cukup baik yaitu pada tahun 2013 angka melek huruf pada usia 15-24 tahun 99,40% dan pada usia 97,31% serta Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada usia 7-12 tahun mencapai angka 97,82%, pada usia 13-15 tahun 89,44%. (Badan Pusat Statistik, 2014:126). Data tersebut menunjukan bahwa angka buta huruf masih ada di daerah Ibu Kota Provinsi ini, demikian pula dengan implementasi perpustakaan yang dirasakan minim dan belum mampu menjangkau secara keseluruhan pada masyarakat. Dengan adanya implementasi perpustakaan keliling jalur air maka dapat disimpulkan pula bahwa konsep ini mampu meminimalisasi angka buta huruf. Solusi ini dikarenakan akan ada relawan maupun simpatisan yang bersedia menyumbangkan pemikiran serta mengabdikan diri di dalam perpustakaan keliling jalur air. Tidak bisa dipungkiri juga, masih ada beberapa elemen ataupun minoritas masyarakat belum mampu mengenyam pendidikan secara utuh. Maka dengan itu, konsep ini menawarkan pembelajaran serta pengalaman pendidikan dengan gratis.

Berdasarkan data jumlah penduduk dan angka partisipasi sekolah melalui implementasi perpustakaan keliling jalur air ini akan dapat meningkatnya presentase angka partisipasi sekolah dan kesadaran pentingnya pendidikan bagi masyarakat. Meskipun data tersebut tidak secara khusus menunjukkan kekhususan pada masyarakat bantaran sungai, namun diketahui pula bahwa angka kemiskinan serta kesadaran pendidikan masih tinggi berada pada daerah pemukiman padat dan kumuh khususnya bantaran sungai.

semoga ini dapat menjadi wacana dan gagasan kreatif dalam memeratakan kondisi pendidikan masyarakat Indonesia yang berada pada daerah tepian sungai. karena dengan ini Indonesia akan menjadi sebuah negara yang memiliki cakupan universal dalam mengakomodasi pendidikan. selain karena akses menuju pendidikan yang belum mapan, wacana dan gagasan ini dapat menjadi langkah konkrit untuk memperbaiki akses yang lemah tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun