Aku lebih senang membentuk huruf-huruf kecil, menjadi kata-kata—dan orang lain iri, hingga setiap yang lain mengikutiku dan jatuh cinta pada setiap kalimat yang tak biasa ada pada jalanan.
Meski itu lengang. Biar aku tak jatuh cinta sendirian.
Aku ingin tak lupa memberitahu setiap manusia. Aku suka minum kopi. Tapi juga aku ingin memaklumatkan kepada setiap manusia. Ampas kopi adalah kenangan, sisa yang ingin dihargai habis. Hanya saja, Setiap manusia itu mesti memesan kopi—tanpa saringan ampas.
Aku juga ingin sederhana, menulis puisi dengan kata-kata sederhana. Hidup dengan sederhana, Biar setiap yang membaca jatuh cinta. Semua manusia jatuh cinta. Lewat bisikan puisi.
Ah, indah. Aku butuh waktu yang lebih lama membayangkannya. Â
Aku juga ingin kaki panjangku, dilepaskan dari tubuhku. ini menyebalkan! karena dari itu aku mesti berjalan-jalan. dan lupa aku mesti minum kopi. duduk menikmati aroma harum, dan lekasnya matahari beranjak naik. Aku juga ingin tenang menulis puisi.
—sebenarnya. beberapa kata di atas adalah prolog sebelum aku menyuguhkan yang sesungguhnya.
aku hanya ingin semua manusia jatuh cinta. Â
Agar aku tidak egois jatuh cinta sendiri.
Obi Samhudi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H