Mohon tunggu...
Obeth Sihombing
Obeth Sihombing Mohon Tunggu... Regional Commercial Business Manager, sebuah bank swasta nasional di Jakarta -

Obeth Sihombing lahir di Takengon, Aceh Tengah - NAD. Saat ini bekerja di salah satu bank swasta nasional di Jakarta. Selain membaca, menulis adalah hobbynya sejak kecil.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gunung Salak

28 September 2010   19:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:53 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SEJAK NGANTOR DI KOTA HUJAN BOGOR, maka perjalanan Jakarta-bogor kutempuh setiap hari 100 km pulang - pergi. Aku beruntung karena aku melawan arus macet dan 'melambaikan tangan' kepada  orang Bogor, Sentul, Cibubur, Jati Asih, dan lain-lain yg bermacet-ria begitu terperangkap di bottle neck Taman Mini. Sementara aku terbang bebas ke Bogor dan menikmati Jagorawi dlm arti sebenarnya : Jalan Bebas Hambatan! Aha...

Hal lain yg menghiburku adalah begitu mobil memasuki km 26 sesosok raksasa menjulang dikejauhan yg biasanya tertutup kabut tipis, Gunung Salak - maskot kota Bogor. Kalau sedang beruntung badan gunung yang hijau kebiruan tampak jelas dan begitu kokoh dgn empat puncaknya yg sangat khas. Memasuki km 34 didepan peristrahatan sentul, Gunung Salak akan semakin jelas. amboi...sesaat itu aku langsung memproklamirkan diri sebagai pencinta Gunung Salak.

Maka setiap hari pemandangan ini akan kutunggu dan aku layaknya fans yang sedang menunggu selebriti idolanya. Kalau kabut tebal, maka tak dapat kutipu hatiku agak kecewa...sang idola tak tampak sama sekali. Tapi saat cerah atau hanya sedikit awan, Gunung Salak bak seorang gadis yg anggun menjulangkan kepalanya menyentuh awan-awan.

Begitu mobil keluar jalan tol, untuk sementara Gunung Salak tertutup iklan rokok dan mie instan sebagai penerima tamu yang menyambut tamu yang memasuki kota bogor. Aku akan membelokkan mobil ke kanan melewati Tugu Kujang dan terus ke gerbang Kebun Raya. Ah...ngantor serasa piknik! Ikuti terus pagar Kebun Raya ke arah kiri sampai di depan Istana Bogor tempat pendiri republik ini pernah hidup, yang juga idolaku yang lain - Bung Karno.

Kualihkan pandangan ke arah halaman istana dan lihatlah rusa menyantap sarapan pagi rumput hijau dengan damainya tak terusik suara drumband anak-anak SMAN 1 Bogor atau SD Ragina Pacis di seberangnya. Beberapa anak kecil ditemani orangtuanya menjulurukan wortel atau kangkung ke pagar memberi makan rusa nakal yang nekad meloncat selokan untuk mendapat suguhan istiwewa daripada hanya sekedar rumput. Sebelum Pasar Bogor, di kantor dgn logo kuning dan oranye itu aku belok ke kanan dan menuju parkir di belakang, dan astaga! lagi-lagi idolaku Gunung Salak menantiku dgn gagahnya.

Aku manaiki tangga belakang, sambil terus memadanginya sampai masuk ke ruangan lantai 3 dan bertemu dgn tumpukan proposal dan kertas memo : rutinitas pegawai.

Cawang, 4 JUni 2009

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun