Kampusku tidak hijau lagi,mungkin itulah sebutan yang pantas buat kampusku.sebelum pembangunan baru-bari ini kampusku sangat asri nan hijau,dengan banyaknya pepohonan-pepohonan rindang dan merdunya burung-burung gereja bernyanyi.
tapi kini itu tinggal impian belaka,sebab setelah adanya pembangunan di kampusku semuanya telah hilang,bagaikan di makan bumi.apakah mereka yang merasa makhluk sesama ciptaan tuhan tidak mendengar rintihan-rintihan sesama makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan dengan memusnahkan tempat-tempat mereka.
yah mungkin pihak-pihak birokrat kampusku ingin membuat kampusku lebih exlusive,setidaknya disejajarkan dengan kampus-kampus elite di Jakarta.tapi,apakah dengan memusnahkan pohon-pohon yang tidak berdosa,sehingga kampusku terlihat sangat gersang .
aku mungkin berharap mereka yang merencanakan dan membuat kampus menjadi tidak hijau lagi telah menyakiti diri mereka sendiri.Mungkin inilah dampak dari hawa nafsu kekuasaan birokrat yang tidak mengindahkan lingkungan sekitar,padahal dampak banjir sudah sangat melekat dikampusku apabila setiap kali hujan turun sangat deras dikampusku.wahai para birokrat yang beratasnamakan Pendidik berfikirlah bahwa tak ada kekuasaan yang abadi jangan turuti perut dan Dibawah Perut-mu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H