Imunisasi merupakan cara yang paling manjur dan telah terbukti sebagai metode pencegahan penyakit infeksi yang paling sempurna dan berpengaruh kepada kesehatan masyarakat. Tidak heran jika permintaan vaksin terus meningkat setiap tahunnya, namun, hal ini harus diikuti oleh faktor keseimbangan antara imunitas yang akan dicapai dengan reaksi yang tidak diinginkan yang mungkin timbul (efek samping). Semakin banyak dosis vaksinasi yang disuntikan kepada masyarakat, maka semakin meningkat pula laporan efek samping atau yang biasa dikenal sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap vaksin yang memiliki tujuan utama untuk  mencapai kekebalan imunitas individu maupun kelompok, Mahasiswa/i Universitas Diponegoro, sebagai salah satu lembaga yang intelek sekaligus dekat dengan rakyat, terus mengupayakan tercapainya sosialisme Indonesia menuju Indonesia Unggul, Maju, dan Adidaya di tahun 2045 nanti (Indonesia Emas). Demi mencapai cita-cita luhur para pendiri bangsa yang termaktub dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dan nilai-nilai dalam Pancasila, rakyat Indonesia harus selalu memiliki kesehatan dan kekuatan demi kemajuan Nusa dan Bangsa.
Sebagai salah satu cerminan dari manusia yang intelek, Mahasiswa/i UNDIP terus mengupayakan Kemajuan Nusa dan Bangsa melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang bekerjasama dengan Lembaga Internasional UNICEF dalam menyukseskan Program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Saya Obed Toman sebagai salah satu anggota dari Tim KKNT BIAN 2022 mencanangkan program monodisiplin "Lawan Hoax Imunisasi."
Sebagai insan pembelajar seumur hidup, sudah menjadi kewajiban bagi Mahasiswa Undip  untuk terus berguna demi Nusa Bangsa dengan mencari target sasaran berupa ibu-ibu yang mempunyai anak Bayi, balita hingga baduta yang belum disuntik vaksin MR (campak dan rubella) ke rumah-rumah melalui data yang diberikan serta disarankan dari pihak Puskesmas Banyudono II, Boyolali. Target sasaran itu nantinya diberikan pengarahan dan sosialisasi terkait pentingnya Imunisasi bagi buah hati mereka. Tentunya hal ini tidak berjalan dengan mulus sesuai dengan harapan awal, ada penolakan yang terjadi di masyarakat Banyudono terkait imunisasi ini. Diskusi secara mendalam terjadi diantara mahasiswa sebagai penyambung lidah pemerintah kepada rakyat, dengan masyarakat di Desa Sambon. Kepercayaan hingga pengertian yang salah harus diluruskan kembali dengan solusi agar tidak menimbulkan masalah lagi kedepannya.
Mahasiswa ini mengedukasi secara mendalam terkait guna Imunisasi secara keseluruhan (mulai dari HB-0 hingga memberikan contoh vaksin covid19 sebelum menyentuh kepada vaksin MR). Dilengkapi dengan pernyataan Kementerian Kesehatan RI terkait Imunisasi serta pengetahuan dari seorang pembelajar, maka seorang ibu dan anaknya sedikit bersedia untuk melakukan vaksin dengan cara awal pemberian buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Upaya maksimal telah dilakukan oleh mahasiswa dengan penggunaan Flyer yang berisi terkait HOAX imunisasi dari Grup Whatsapp, sisanya biar Tuhan yang menjalankan.
Program ini diharapkan menjadi pendorong bagi masyarakat sekitar, khususnya ibu-ibu yang memiliki anak bayi, balita dan baduta untuk segera mengimunisasikan anaknya demi mengantisipasi mahalnya biaya kesehatan di masa depan jika anak terjangkit penyakit tidak menular. Edukasi manfaat imunisasi juga digencarkan oleh aktor penggerak roda kemajuan nusa bangsa ini demi tercapainya kekebalan imun individu maupun masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H