Aplikasi ini tergolong baru dan belum terintegrasi dengan data Dukcakpil maupun Kementerian Dalam Negeri terkait NIK, Nama, dsb. Memang Kemenkes RI mengejar target imunisasi Kejar dan BIAN yang tertinggal ketika pandemi merajalela di Nusa Bangsa ini yang membuat banyak ibu-ibu dan orang tua takut mengimunisasikan buah hati mereka ke pos kesehatan atau ke Posyandu terdekat.
Tetapi yang harus digarisbawahi adalah kolaborasi antar lembaga negara sangatlah diperlukan demi percepatan kemajuan Nusa dan Bangsa ini. Seharusnya Kemenkes RI dapat bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain demi tercapainya integrasi data.Â
Data ini nantinya tidak hanya terintegrasi tapi juga harus aman dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Saya sebagai bibit penerus bangsa ikut berpartisipasi dalam penyusunan dan pembuatan Microplaning yang menjadi dasar acuan para tenaga kesehatan dalam menentukan rencana dan sasaran target imunisasi kedepannya.
Penyusunan ini dilakukan bersama pihak terkait, disini adalah tenaga kesehatan (admin, penyuluh kesehatan serta penanggung jawab imunisasi) di Puskesmas Tamansari dan Banyudono II, Boyolali, Jawa Tengah.Â
Hal ini dilakukan dengan penuh ketelitian dan kesabaran mengingat pengolahan data yang berjumlah ribuan yang harus dipertanggungjawabkan kelak.Â
Penyusunan ini dilakukan berdasarkan data dan fakta lapangan historis para sasaran imunisasi yang telah mendapatkan imunisasi Kejar berdasarkan rentang usia yang telah ditetapkan untuk penetapan jumlah sasaran pada imunisasi berikutnya, disini yakni imunisasi MR (campak dan rubella).
Program yang berlian ini diharapkan kedepannya dapat menjadi motivasi dan pendukung perlunya integrasi data serta kolaborasi sinergitas antar lembaga negara demi tercapainya cita-cita luhur para pendiri bangsa Indonesia ini. Merdeka !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H