Nelayan Kholid adalah salah satu sosok yang berani bersuara atas ketidakadilan yang dialami komunitas nelayan akibat pemasangan pagar laut sepanjang 30 km di wilayah perairan mereka.Â
Pagar laut ini dipasang oleh sebuah korporasi besar dengan alasan perlindungan ekosistem dan stabilitas pantai. Namun, bagi nelayan seperti Kholid, keberadaan pagar ini justru menjadi penghalang utama dalam mencari nafkah.
Dampak Pagar Laut terhadap Nelayan
Sejak pagar laut berdiri, akses nelayan ke laut menjadi terbatas. Jalur tradisional mereka untuk menangkap ikan terhalang, menyebabkan hasil tangkapan menurun drastis.Â
Akibatnya, banyak nelayan mengalami kesulitan ekonomi, bahkan beberapa harus mencari pekerjaan lain atau berutang untuk bertahan hidup.
Kholid merasa tidak bisa tinggal diam. Ia mulai berbicara di berbagai forum dan media untuk menyuarakan keresahan para nelayan yang kehilangan akses ke laut mereka sendiri.Â
Keberaniannya berbicara melawan korporasi besar membuatnya mendapat dukungan dari komunitas nelayan, tetapi juga menghadapi tekanan dari pihak-pihak yang berkepentingan.
Sikap DPR dan KKP
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan mengadakan sidang terkait permasalahan ini. Namun, hingga kini belum ada keputusan konkret yang dihasilkan.Â
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pun menghadapi dilema dalam mengambil keputusan, karena ada tarik-menarik kepentingan antara perlindungan lingkungan, kepentingan ekonomi, dan hak nelayan.
Di tengah kebuntuan kebijakan, Presiden Prabowo telah mengeluarkan perintah tegas untuk membongkar pagar laut.Â