Pada tanggal 27 hingga 29 Januari 2025, STT Jemaat Kristus Indonesia (STTJKI) mengadakan seminar bertemakan pelayanan kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).Â
Seminar ini bertempat di aula STTJKI dan menghadirkan pembicara utama Yehuda Dwi Nugroho,M.Th. dari Gereja ABK Ebenhaezer, Salatiga, yang dikenal memiliki pengalaman mendalam dalam pelayanan kepada ABK. Â
Tantangann dan Persoalan Pelayanan ABK
Acara ini bertujuan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melayani ABK, terutama mereka yang menghadapi tantangan seperti autisme, tunarungu, dan tunagrahita.Â
Dalam pelayanannya, ABK sering kali mengalami masalah sosial, kesulitan berkomunikasi, serta perilaku yang tidak biasa, sehingga diperlukan pendekatan yang spesifik dan empati mendalam. Yehuda Dwi Nugroho menyampaikan materi tentang autisme, termasuk penyebab dan cara penanganannya.Â
Dengan pengalaman dan panggilannya dalam melayani ABK, Yehuda mampu memberikan wawasan yang aplikatif dan inspiratif kepada para peserta. Yudha juga menekankan pentingnya memahami karakteristik unik setiap ABK agar pelayanan dapat lebih efektif.Â
Selain Yehuda, seminar ini juga menghadirkan Puji, seorang pelayan Tuhan yang berbagi pengalamannya dalam melayani ABK di gereja khusus. Ia menjelaskan betapa pentingnya menciptakan lingkungan gereja yang inklusif, di mana ABK dapat diterima dan dilayani dengan kasih tanpa syarat.Â
Puji juga memberikan contoh kegiatan kreatif yang dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan khusus mereka. Â
Pendekatan dalam Pelayanan
Dalam salah satu sesi, Dr. Hery Susanto, Ketua STTJKI, menyampaikan harapannya agar seminar ini dapat menjadi bekal berharga bagi mahasiswa dalam pelayanan mereka. "Kami ingin mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan tentang ABK tetapi juga hati yang siap melayani mereka. Pelayanan ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kasih Kristus kepada semua orang, tanpa memandang keterbatasan mereka," Kata Dr. Hery SusantoÂ
Stepanus Kelvin, seorang pelayan yang berkolaborasi dengan Dr. Hery dalam pelayanan ABK, turut memberikan motivasi kepada mahasiswa. Ia berbagi pengalamannya dalam menghadapi berbagai situasi kompleks yang sering muncul dalam pelayanan ini.Â