Belalang goreng telah menjadi makanan khas yang melekat dengan identitas Gunungkidul. Di sepanjang jalan Jogja-Wonosari, berderet pedagang yang menawarkan kuliner ini dalam berbagai varian, seperti digoreng atau dibacem.Â
Makanan yang dianggap ekstrem oleh sebagian orang ini mampu menarik perhatian wisatawan, menjadikannya salah satu daya tarik di daerah tersebut.
Selain keunikan cita rasanya, belalang goreng juga memiliki daya tarik sebagai bagian dari wisata kuliner tradisional.Â
Penyajiannya yang sederhana namun penuh rasa lokal memperkuat posisinya sebagai salah satu ikon kuliner yang terus dicari.
 Nilai Ekonomi Belalang Goreng
Dengan harga berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per toples, belalang goreng memberikan peluang ekonomi yang menjanjikan bagi sebagian warga masyarakat Gunungkidul.Â
Banyak pedagang yang mampu menjual lebih dari 10 toples dalam sehari saat permintaan tinggi. Pendapatan ini menjadi andalan bagi keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama di daerah dengan pilihan pekerjaan yang terbatas.
Namun, fluktuasi harga sering kali menjadi tantangan. Saat musim belalang berkurang, harga dapat melonjak, menyebabkan penurunan daya beli konsumen.Â
Meski begitu, belalang goreng tetap menjadi peluang bisnis yang menarik bagi beberapa orang di wilayah tersebut.
Proses ProduksiÂ
Pembuatan belalang goreng membutuhkan keterampilan khusus. Serangga ini ditangkap pada malam hari, dikeringkan, lalu dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, dan garam. Setelah itu, belalang digoreng hingga renyah dan dikemas dalam toples untuk dijual.