Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemecatan Jokowi Sebagai Pembelajaran Etika Berpolitik

17 Desember 2024   06:39 Diperbarui: 18 Desember 2024   00:02 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua umum PDI-P, Megawati Soekarno Putri (KOMPAS.COM/Dok.PDI-P)

Pemecatan mantan Presiden, Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution dari keanggotaan PDI-P merupakan kejadian politik yang mengejutkan banyak pihak. 

Keputusan ini diumumkan oleh Ketua DPP Bidang Kehormatan PDI-P, Komarudin Watubun, dengan landasan kuat berupa surat keputusan resmi yang ditandatangani oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto. 

Dinamika Internal Partai

Pemecatan ini menandai babak baru dalam dinamika internal partai sekaligus relasi antara elite politik dalam pemerintahan dan partai pendukung.

Dalam surat keputusan bernomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024 yang diterima media, terdapat lima poin utama yang menjadi dasar pemecatan Jokowi. 

Salah satunya adalah larangan bagi mantan Presiden RI ke-7 tersebut untuk melakukan kegiatan apa pun yang mengatasnamakan PDI-P. 

Dengan keputusan ini, hubungan antara Jokowi dan partai yang membesarkan namanya secara resmi diputus. 

Langkah tegas ini menunjukkan bahwa PDI-P berkomitmen menjaga integritas dan cita-cita partai meskipun harus mengambil keputusan drastis terhadap figur penting dalam sejarahnya.

Penegakkan Aturan dan Disiplin Partai

Tindakan Jokowi dianggap melanggar Pasal 22 huruf b dan c Anggaran Dasar Partai, yang mengatur larangan bagi anggota untuk menciderai kepercayaan rakyat atau merugikan nama baik partai. 

PDI-P menilai Jokowi melakukan intervensi terhadap institusi negara seperti Mahkamah Konstitusi (MK) demi kepentingan pribadi dan keluarganya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun