Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jangan Takut!

14 Desember 2024   20:01 Diperbarui: 14 Desember 2024   20:24 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gembala di Padang Menjaga  Kawanan Domba (lead.sabda.org)

Saat langit malam menyelimuti padang di Betlehem, sekelompok gembala yang sederhana menjalani rutinitas mereka tanpa menyadari bahwa hidup mereka akan berubah selamanya. 

Malaikat Tuhan muncul, membawa kabar sukacita besar: Sang Juruselamat telah lahir. Pesan ini tidak hanya mengubah malam itu tetapi juga memberikan harapan bagi seluruh umat manusia. 

Pesan Penghiburan Ilahi

Frasa pertama yang keluar dari mulut malaikat adalah, "Jangan takut." Ini bukan hanya sekadar kalimat; itu adalah undangan untuk percaya kepada Tuhan yang hadir. Ketakutan sering kali menjadi respons alami manusia terhadap hal yang tidak diketahui atau luar biasa. Dalam konteks para gembala, mereka mungkin merasa tidak layak atau bahkan takut akan hukuman ilahi.

pesan "jangan takut" mengungkapkan sisi lembut Allah yang tidak datang untuk menghukum tetapi untuk membawa damai. Dalam kehidupan kita, ketakutan sering kali menjadi penghalang dalam menjalani panggilan Allah. 

Ketakutan akan kegagalan, penolakan, atau ketidakpastian dapat membuat kita ragu untuk melangkah maju. Tetapi seperti para gembala, kita diundang untuk percaya bahwa Allah menyertai kita dalam setiap situasi.

Jawaban atas Kehausan Jiwa

"Sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar..." Sukacita besar ini adalah inti dari pesan malaikat. Ini bukan sukacita yang dangkal, seperti yang kita dapatkan dari pencapaian duniawi, tetapi sukacita yang berasal dari pemenuhan janji Allah.

Dalam kehidupan modern yang penuh tekanan dan kesibukan, banyak orang mencari sukacita yang tahan lama tetapi sering menemukannya dalam hal-hal yang sementara. 

Kelahiran Kristus adalah kabar baik yang menjawab kehausan jiwa kita akan damai dan sukacita sejati. Sukacita ini tersedia bagi siapa saja yang membuka hati untuk menerima-Nya.

Bagaimana kita menemukan sukacita ini? Melalui hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Dengan merenungkan kasih-Nya yang tak berkesudahan, kita dapat mengatasi kekosongan dan menemukan kepuasan yang sejati.

Kabar yang Tidak Memilih Kasih

"...untuk seluruh bangsa." Frasa ini menunjukkan universalitas pesan Injil. Allah tidak hanya memilih orang-orang tertentu tetapi mengundang semua bangsa untuk merasakan kasih-Nya. 

Malaikat tidak datang kepada raja atau imam besar, tetapi kepada para gembala yang sederhana, menyiratkan bahwa kabar baik ini untuk semua kalangan.

Dalam kehidupan kita, kita sering kali mengategorikan siapa yang layak menerima kebaikan atau kasih. Namun, kabar sukacita ini menantang kita untuk melampaui batasan itu. 

Kita dipanggil untuk menjadi pembawa kabar baik bagi siapa saja, tanpa memandang latar belakang mereka.

Sukacita Itu Harus Dibagikan

Para gembala tidak menyimpan kabar baik ini untuk diri mereka sendiri. Setelah bertemu bayi Yesus, mereka segera pergi memberitakannya kepada orang lain. Mereka menjadi saksi pertama dari kabar sukacita ini.

Dalam hidup kita, bagaimana kita dapat membagikan kabar sukacita ini? Pertama, melalui kesaksian hidup. Tindakan kasih, perhatian, dan pengampunan kita bisa menjadi refleksi dari sukacita yang kita miliki dalam Kristus. Kedua, melalui kata-kata yang membangun. 

Kabar sukacita ini adalah hadiah yang terlalu besar untuk disimpan sendiri. Sama seperti gembala, kita dipanggil untuk menyebarkannya agar semakin banyak orang merasakan kasih Kristus.

Malam yang Mengubah Segalanya

Malam di Betlehem itu adalah malam yang mengubah sejarah umat manusia. Dalam kesederhanaannya, Allah memberikan hadiah terbesar bagi dunia---Yesus Kristus, Sang Juruselamat. 

Melalui kelahiran-Nya, ketakutan berubah menjadi pengharapan, keputusasaan digantikan dengan sukacita, dan batasan manusia diatasi oleh kasih Allah yang tidak terbatas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun