Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jangan Takut!

14 Desember 2024   20:01 Diperbarui: 14 Desember 2024   20:24 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gembala di Padang Menjaga  Kawanan Domba (lead.sabda.org)

Kabar yang Tidak Memilih Kasih

"...untuk seluruh bangsa." Frasa ini menunjukkan universalitas pesan Injil. Allah tidak hanya memilih orang-orang tertentu tetapi mengundang semua bangsa untuk merasakan kasih-Nya. 

Malaikat tidak datang kepada raja atau imam besar, tetapi kepada para gembala yang sederhana, menyiratkan bahwa kabar baik ini untuk semua kalangan.

Dalam kehidupan kita, kita sering kali mengategorikan siapa yang layak menerima kebaikan atau kasih. Namun, kabar sukacita ini menantang kita untuk melampaui batasan itu. 

Kita dipanggil untuk menjadi pembawa kabar baik bagi siapa saja, tanpa memandang latar belakang mereka.

Sukacita Itu Harus Dibagikan

Para gembala tidak menyimpan kabar baik ini untuk diri mereka sendiri. Setelah bertemu bayi Yesus, mereka segera pergi memberitakannya kepada orang lain. Mereka menjadi saksi pertama dari kabar sukacita ini.

Dalam hidup kita, bagaimana kita dapat membagikan kabar sukacita ini? Pertama, melalui kesaksian hidup. Tindakan kasih, perhatian, dan pengampunan kita bisa menjadi refleksi dari sukacita yang kita miliki dalam Kristus. Kedua, melalui kata-kata yang membangun. 

Kabar sukacita ini adalah hadiah yang terlalu besar untuk disimpan sendiri. Sama seperti gembala, kita dipanggil untuk menyebarkannya agar semakin banyak orang merasakan kasih Kristus.

Malam yang Mengubah Segalanya

Malam di Betlehem itu adalah malam yang mengubah sejarah umat manusia. Dalam kesederhanaannya, Allah memberikan hadiah terbesar bagi dunia---Yesus Kristus, Sang Juruselamat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun