Pecel khas Gunungkidul juga wajib dicoba. Dengan bahan-bahan sederhana seperti daun bayam, kecambah, buah pepaya muda yang dirajang, dan sambal kacang, pecel ini menawarkan kelezatan yang luar biasa.
Setiap bahan dipilih secara alami, mencerminkan gaya hidup sehat dan alami masyarakat lokal. Â
Bungkus Daun Jati: Simbol Tradisi dan Keaslian
Bungkus daun jati menjadi salah satu elemen yang membedakan makanan tradisional Karangmojo dari daerah lain.Â
Selain memperkuat cita rasa, daun jati juga menambah nilai estetika makanan. Aroma alami yang dihasilkan daun ini memberikan pengalaman makan yang lebih mendalam dan autentik. Â
Selain itu, penggunaan daun jati juga mencerminkan kesadaran masyarakat setempat terhadap lingkungan. Di era yang serba modern, langkah ini menjadi contoh baik dalam mengurangi penggunaan plastik sekaligus melestarikan budaya tradisional. Â
Sajian Tradisional yang Menggoda
Bagi sebagian orang, makanan tradisional Karangmojo membawa kenangan manis. Salah satunya adalah Wawan, penggemar makanan tradisional dari Jaran Mati.Â
Ia sering membagikan foto makanan berbungkus daun jati di grup WhatsApp masa SMEA. Unggahannya sering memancing komentar teman-teman yang merasa rindu dengan cita rasa khas kampung halaman. Â
Cerita serupa datang dari Mbak Rahayu, pelanggan setia yang selalu membeli pecel setiap kali mengunjungi Karangmojo. Ia merasa bahwa makanan ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga pengalaman dan nostalgia. "Setiap memakan olahan ini membawa saya kembali ke masa kecil," ujarnya. Â