Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Allah Melawat UmatNya: Ia Memberikan Kelegaan dan Kedamaian

8 Desember 2024   18:51 Diperbarui: 8 Desember 2024   19:17 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pdt. Otniel Dwiyanto membawakan firman Tuhan dalam Ibadah di GPIAI Efata Salatiga (8/12/24) (Multimedia Efata)

Ibadah minggu sore di GPIAI kali ini diadakan dengan penuh kemeriahannya, mengundang suasana yang menggetarkan hati. Puji-pujian yang dinyanyikan dengan semangat memuji Tuhan menyatukan jemaat dalam persekutuan roh yang mendalam. 

Sulistyo, sebagai worship leader, memimpin dengan penuh penghayatan, didampingi oleh iringan musik yang dimainkan oleh Pak Yahya Kristanto bersama rekan-rekannya dari tim musik. 

Persembahan pujian dari Persekutuan Iman Kristen Agar Tumbuh (PIKAT) Rajawali semakin memperkuat suasana ibadah yang penuh dengan syukur dan pujian.

Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pendeta Otniel Dwiyatno, dengan mengambil teks dari Lukas 1:67-80, memberikan kekuatan rohani bagi setiap jemaat yang hadir. 

Dalam khotbahnya, Pendeta Otniel mengajak jemaat untuk memahami dengan lebih mendalam kehendak dan maksud Tuhan dalam kehidupan mereka. 

Pesan yang disampaikan bukan hanya sekadar informasi, tetapi juga sebuah ajakan untuk merenungkan bagaimana Tuhan bekerja dalam sejarah keselamatan umat manusia.

Pendeta Otniel mengulas dengan mendalam tentang kelahiran Yesus Kristus yang sudah dinubuatkan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama, seperti Nabi Yesaya dan Mikha. 

Janji kelahiran Mesias tersebut juga ditemukan dalam Injil Matius 1:21-23, yang menunjukkan bahwa Yesus adalah pemenuhan dari janji keselamatan bagi umat manusia. 

Persembahan dari Persekutuan Iman Rajawali (Multimedia Efata)
Persembahan dari Persekutuan Iman Rajawali (Multimedia Efata)
Khotbah ini mengajak jemaat untuk meresapi bahwa kelahiran Yesus bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi bagian dari rencana keselamatan Tuhan bagi umat manusia.

Agar pesan tersebut semakin hidup dan menarik bagi audien, Pendeta Otniel dengan kreatif menyanyikan lagu "Tak Terbatas" (Kukagumi Cara Mencintaiku...), yang menambah kedalaman emosi dalam ibadah tersebut. 

Lagu ini seolah mengingatkan jemaat akan kasih Tuhan yang begitu besar dan nyata dalam kehidupan setiap orang. Melalui lagu ini, jemaat diajak untuk lebih merasakan cinta Tuhan yang tidak terbatas.

Dalam pemaparan khotbah, Pendeta Otniel juga menyebutkan bahwa Allah melawat umat-Nya. Lawatan ini adalah bentuk kasih Allah yang secara khusus turun tangan untuk menolong umat-Nya, memberikan pertolongan, dan menyelamatkan mereka dari segala bentuk penderitaan. 

Allah yang berinisiatif untuk mendekatkan diri kepada umat manusia menunjukkan bahwa kasih-Nya tidak mengenal batas.

Tim Musik GPIAI Efata Mengiringi Pelayanan Pujian  dan Penyembahan (Multimedai Efata)
Tim Musik GPIAI Efata Mengiringi Pelayanan Pujian  dan Penyembahan (Multimedai Efata)
Melalui lawatan-Nya, Allah bukan hanya hadir dalam peristiwa sejarah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari umat-Nya. Pembebasan yang dilakukan oleh Allah dalam melawat umat-Nya adalah bagian dari rencana besar-Nya untuk menebus umat manusia. 

Karya penyelamatan Allah bukan hanya untuk sebagian orang, melainkan inklusif bagi semua bangsa dan manusia.

Pada bagian penting lainnya dalam khotbah, Pendeta Otniel mengungkapkan bahwa berkat pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah membawa kedamaian. 

Lukas 1:77-79 dengan jelas menyatakan bahwa melalui pengampunan dosa, umat manusia dapat merasakan damai sejahtera yang datang dari Allah. Ini adalah bukti nyata dari kasih Tuhan yang membawa pengharapan baru bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Tujuan Allah melawat umat-Nya adalah untuk menunjukkan rahmat yang besar. Allah menggenapi janji-Nya kepada Abraham, yang dilanjutkan kepada umat manusia, bahwa melalui anak keturunannya, semua bangsa di dunia akan diberkati. 

Janji itu tidak hanya berlaku bagi umat Israel, tetapi bagi seluruh umat manusia, menunjukkan inklusivitas kasih Allah yang tidak terbatas oleh bangsa atau waktu.

Keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus merupakan jawaban bagi kerinduan umat manusia akan pembebasan dan kedamaian. Namun, lebih dari itu, lawatan Allah juga mengajak umat untuk beribadah dan menyembah-Nya dengan sepenuh hati. 

Ini adalah respon yang diinginkan Tuhan dari umat-Nya---sebuah ibadah yang tulus dan penuh rasa syukur atas kasih karunia-Nya.

Setelah umat disadarkan akan karya penyelamatan Allah, mereka diingatkan untuk merespon dengan hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya. 

Manusia yang telah dimerdekakan, ditebus, dan dikuduskan oleh Allah harus menunjukkan sikap hidup yang berkenan di hadapan-Nya. Sebuah hidup yang memperlihatkan rasa syukur dan hormat kepada Allah yang telah memberikan pengampunan dan keselamatan.

Sebagai umat yang sudah merasakan kasih Tuhan, kita diajak untuk terus menghidupi panggilan hidup dalam ibadah yang sejati. Ibadah bukan sekadar rutinitas, tetapi sebuah respons atas apa yang telah Allah lakukan dalam hidup kita. 

Respon ini harus tercermin dalam setiap tindakan kita, dalam kasih kepada sesama, dan dalam ketaatan kepada kehendak-Nya.

Pendeta Otniel dalam khotbahnya mengingatkan kita bahwa tujuan akhir dari keselamatan yang diberikan Allah adalah untuk memuliakan nama-Nya. 

Kehidupan kita harus menjadi wujud pujian bagi Tuhan, yang telah menyelamatkan kita. Ibadah kita, baik dalam kebaktian maupun dalam kehidupan sehari-hari, harus mencerminkan kasih Allah yang telah melawat kita dan memberikan hidup yang baru. 

Ibadah sore ini bukan hanya sekadar acara rutinitas, tetapi sebuah pengalaman rohani yang mendalam. Melalui firman Tuhan yang disampaikan, jemaat diingatkan untuk mengerti maksud Allah yang besar dalam sejarah keselamatan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun