Dalam pemaparan khotbah, Pendeta Otniel juga menyebutkan bahwa Allah melawat umat-Nya. Lawatan ini adalah bentuk kasih Allah yang secara khusus turun tangan untuk menolong umat-Nya, memberikan pertolongan, dan menyelamatkan mereka dari segala bentuk penderitaan.Â
Allah yang berinisiatif untuk mendekatkan diri kepada umat manusia menunjukkan bahwa kasih-Nya tidak mengenal batas.
Melalui lawatan-Nya, Allah bukan hanya hadir dalam peristiwa sejarah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari umat-Nya. Pembebasan yang dilakukan oleh Allah dalam melawat umat-Nya adalah bagian dari rencana besar-Nya untuk menebus umat manusia.Â
Karya penyelamatan Allah bukan hanya untuk sebagian orang, melainkan inklusif bagi semua bangsa dan manusia.
Pada bagian penting lainnya dalam khotbah, Pendeta Otniel mengungkapkan bahwa berkat pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah membawa kedamaian.Â
Lukas 1:77-79 dengan jelas menyatakan bahwa melalui pengampunan dosa, umat manusia dapat merasakan damai sejahtera yang datang dari Allah. Ini adalah bukti nyata dari kasih Tuhan yang membawa pengharapan baru bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Tujuan Allah melawat umat-Nya adalah untuk menunjukkan rahmat yang besar. Allah menggenapi janji-Nya kepada Abraham, yang dilanjutkan kepada umat manusia, bahwa melalui anak keturunannya, semua bangsa di dunia akan diberkati.Â
Janji itu tidak hanya berlaku bagi umat Israel, tetapi bagi seluruh umat manusia, menunjukkan inklusivitas kasih Allah yang tidak terbatas oleh bangsa atau waktu.
Keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus merupakan jawaban bagi kerinduan umat manusia akan pembebasan dan kedamaian. Namun, lebih dari itu, lawatan Allah juga mengajak umat untuk beribadah dan menyembah-Nya dengan sepenuh hati.Â
Ini adalah respon yang diinginkan Tuhan dari umat-Nya---sebuah ibadah yang tulus dan penuh rasa syukur atas kasih karunia-Nya.
Setelah umat disadarkan akan karya penyelamatan Allah, mereka diingatkan untuk merespon dengan hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya.Â