Perayaan Natal di Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia (STTJKI) tahun ini hadir dengan keunikan yang memukau.Â
Tidak hanya menjadi perayaan rohani, Natal di STTJKI juga menjadi wadah untuk menampilkan keragaman budaya Nusantara, mencerminkan harmoni antara iman Kristen dan tradisi lokal.Â
Inklusivitas Kristus bagi semua bangsaÂ
Salah satu momen istimewa adalah pembacaan berita kelahiran Kristus dari Lukas 2:10-11 dalam berbagai bahasa daerah, seperti Nias, Kalimantan, Jawa, Ambon, Sunda, Papua, Luwuk Banggai (Sulawesi Tengah), dan Sabu (NTT).Â
Pembacaan oleh mahasiswa STTJKI ini menegaskan bahwa kelahiran Sang Juruselamat adalah untuk semua suku dan budaya, tanpa kecuali.
Kekayaan Budaya
Hadirin menambah keindahan acara dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Setiap busana adat yang dikenakan menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia yang dipersatukan oleh kasih Kristus.Â
Allah dirayakan dalam konteks budaya yang kaya makna.
Para pemusik turut mempersembahkan iringan musik sambil mengenakan pakaian adat Bali, menegaskan bahwa kehadiranDalam momen penyalaan lilin, lagu Dalu Adi dalam bahasa Jawa dibawakan oleh mahasiswa tingkat akhir STTJKI, mengajak jemaat merenungkan kasih Allah melalui harmoni lembut yang memadukan keindahan iman dan budaya.Â
Lagu ini membawa pesan Natal bahwa Allah adalah terang yang mengalahkan kegelapan.Â
Memuliakan Tuhan dengan Lagu DaerahÂ
Salah satu momen yang mencuri perhatian adalah persembahan lagu Papua oleh Ketua STTJKI, Dr. Hery Susanto, bersama mahasiswa tingkat pertama, Yonsina dan Edoardus.Â
Dengan suara yang penuh penghayatan, mereka membawakan lagu dari tanah Papua yang berjudul: Ninowe Yesus O. Pujian tersebut memancarkan semangat dan sukacita Natal.Â
Lagu ini tidak hanya menyentuh hati tetapi juga menggambarkan bagaimana keindahan budaya Papua dipersembahkan untuk memuliakan Tuhan.
Keceriaan semakin lengkap saat dosen dan staf STTJKI menyanyikan lagu Jawa Los ora Rewel dengan penuh semangat.Â
Lagu ini mengingatkan jemaat bahwa sukacita Natal dapat dirayakan dengan sederhana namun tetap penuh makna. Melalui kesederhanaannya, perayaan ini mencerminkan kasih Allah yang menyentuh setiap hati.
Seluruh rangkaian Natal di STTJKI menunjukkan bagaimana inklusivitas kehadiran Allah melampaui batas budaya dan geografis. Dalam setiap bahasa, lagu, dan pakaian adat, kasih Allah yang universal menjadi nyata.Â
Natal ini menjadi pengingat bahwa Allah hadir untuk semua suku dan bangsa, membawa pengharapan dan terang bagi setiap insan.
Pakaian adat yang dikenakan jemaat tidak hanya memperindah suasana tetapi juga menegaskan identitas budaya yang diterangi oleh Kristus.Â
Dalam keberagaman ini, bersatu MemujiÂ
Musik, sebagai elemen penting dalam perayaan ini, memperkaya acara dengan harmoni yang menginspirasi dan menyatukan jemaat dalam pujian kepada Allah.Â
Para pemusik yang mengenakan pakaian adat Bali menyampaikan simbol bahwa keberagaman budaya dapat berpadu untuk memuliakan Tuhan.
Pesan Natal dalam berbagai bahasa dan budaya mengingatkan bahwa kasih Allah melampaui semua perbedaan.Â
Sebagaimana berita kelahiran Yesus pertama kali disampaikan kepada para gembala sederhana, demikian pula kabar sukacita ini menyapa hati setiap orang di seluruh Indonesia.
Pesan Kasih dalam Keragaman
Natal di STTJKI bukan sekadar perayaan tradisional, melainkan juga panggilan untuk terus mewartakan kasih Allah kepada semua bangsa.Â
Dalam keberagaman budaya yang indah, jemaat diajak untuk menyadari bahwa Allah hadir di tengah-tengah mereka, membawa harapan dan terang baru.
Perayaan ini menjadi teladan nyata bagaimana iman Kristen memperkaya tradisi lokal tanpa mengubah esensi spiritualnya.Â
Melalui harmoni lagu, doa, dan pakaian adat, STTJKI menghadirkan Natal yang inklusif, penuh makna, dan merayakan kehadiran Allah di tengah keberagaman Nusantara.
Semangat Natal di STTJKI menginspirasi jemaat untuk memancarkan kasih Kristus kepada sesama.
Terang kelahiran-Nya di Betlehem kini hadir dalam setiap bahasa dan budaya, membawa sukacita dan damai bagi semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H