Dalam dunia politik Indonesia, sikap kader yang arogan, korup, dan tidak menepati janji sangat berisiko terhadap masa depan karier politik mereka.Â
Ketika wakil rakyat menunjukkan sikap pilih kasih dan hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok, hal ini menciptakan ketidakpercayaan yang besar di kalangan rakyat.
Sikap arogansi dan intimidasi sering kali membuat rakyat merasa terabaikan, seolah suara mereka tidak penting. Kepercayaan publik terhadap politisi sangat rapuh, dan sekecil apa pun pelanggaran atau ketidakadilan bisa menyebabkan kekalahan besar di pemilu.
Rakyat Tidak Suka Arogansi dan Intimidasi
Rakyat Indonesia, khususnya kalangan bawah, sangat sensitif terhadap sikap arogansi dan intimidasi dari para wakil rakyat. Ketika para politisi merasa lebih unggul atau lebih penting daripada rakyat yang mereka wakili, sikap ini langsung menurunkan kepercayaan mereka.Â
Rakyat menginginkan pemimpin yang bisa mendengarkan, berempati, dan melayani, bukan yang memaksakan kehendaknya atau menindas.Â
Oleh karena itu, sikap arogan yang ditunjukkan oleh beberapa politisi, terutama yang berada di posisi kekuasaan, dapat berbalik menjadi bumerang, merugikan mereka dalam pemilu berikutnya.
Akibatnya Pilihan Mereka Akan Berubah Arah
Ketidakpuasan terhadap wakil rakyat yang arogan atau korup sering kali mengarah pada perubahan preferensi pemilih.Â
Pemilih yang sebelumnya loyal kepada satu figur atau partai bisa dengan mudah beralih jika mereka merasa tidak dihargai atau dilayani dengan baik. Rakyat akan mencari figur yang lebih baik, lebih adil, dan lebih mendengarkan kebutuhan mereka.Â
Dalam demokrasi, pilihan rakyat sangat fleksibel, dan kekecewaan bisa menjadi faktor utama yang mengubah arah dukungan mereka dalam pemilu.