Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Panggilan untuk Bertobat

21 November 2024   09:46 Diperbarui: 21 November 2024   12:24 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yesus secara langsung mengecam Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum karena ketidakmauan mereka bertobat meskipun telah menyaksikan mujizat-mujizat-Nya. 

Ini menunjukkan bahwa tanggung jawab manusia meningkat seiring dengan penerimaan wahyu Tuhan. Kota-kota ini menjadi simbol ketidakpekaan terhadap anugerah Allah. 

Perbandingan dengan Tirus dan Sidon, kota-kota kafir, menegaskan bahwa mereka yang lebih besar penerimaannya terhadap kasih karunia akan menghadapi penghakiman lebih berat jika tetap keras hati.

Kesombongan dan Akibatnya

Kapernaum diperingatkan bahwa mereka tidak akan dinaikkan ke langit, tetapi justru diturunkan ke dunia orang mati (Hades). 

Hal ini mencerminkan kesombongan rohani yang mungkin ada di antara penduduknya karena status kota itu sebagai pusat pelayanan Yesus. Kesombongan ini menghalangi mereka untuk menyadari kebutuhan mereka akan pertobatan.

Hubungan antara Mendengarkan dan Menerima

Ayat terakhir memberikan penekanan pada otoritas Yesus dan para utusan-Nya. Mendengarkan murid-murid Yesus sama dengan mendengarkan Yesus sendiri, dan menolak mereka berarti menolak Allah. 

Ini menunjukkan pentingnya respons manusia terhadap pemberitaan Injil, baik oleh Kristus secara langsung maupun melalui para murid-Nya.

Peringatan tentang Penghakiman

Yesus menegaskan bahwa penghakiman Allah adil, dan tanggungan setiap orang atau kota akan sesuai dengan respons mereka terhadap kasih karunia Allah. 

Ini memanggil kita untuk hidup dengan kesadaran bahwa setiap keputusan rohani memiliki konsekuensi kekal.

Melalui perikop ini, kita diundang untuk menghargai kesempatan bertobat, mendengar firman Allah dengan serius, dan hidup dalam ketaatan sebagai respons terhadap kasih karunia yang telah kita terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun