Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Politisasi Pendidikan dan Dampaknya terhadap Kualitas Pembelajaran di Indonesia

14 November 2024   21:41 Diperbarui: 15 November 2024   06:12 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, daerah yang tidak memiliki hubungan politik yang kuat sering kali terabaikan. 

Pada distribusi anggaran pendidikan yang tidak merata, di mana daerah-daerah terpencil atau daerah yang tidak memiliki akses politik yang kuat sering kali mendapatkan dana yang lebih sedikit untuk pembangunan fasilitas pendidikan dan pelatihan guru.

Solusi untuk Mengurangi Dampak Politisasi Pendidikan

Untuk mengatasi dampak politisasi pendidikan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menjamin kebebasan akademik di semua jenjang pendidikan. 

Kebebasan ini akan memungkinkan para pendidik dan lembaga pendidikan untuk membuat keputusan berdasarkan pertimbangan ilmiah dan kebutuhan nyata pendidikan, bukan berdasarkan tekanan politik. 

Kedua, proses penunjukan pejabat pendidikan harus dilakukan dengan transparansi dan berdasarkan kompetensi. 

Contoh positif dari transparansi ini bisa dilihat pada beberapa perguruan tinggi yang telah mengimplementasikan sistem seleksi yang lebih terbuka dan berbasis pada kemampuan akademik.

Meningkatkan Keterlibatan Masyarakat dalam Pendidikan

Masyarakat juga perlu dilibatkan lebih dalam dalam pengambilan keputusan kebijakan pendidikan. 

Partisipasi publik akan menciptakan sistem pendidikan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat, serta mencegah politisasi yang hanya menguntungkan segelintir pihak. 

Dengan mengedepankan transparansi dan keterlibatan berbagai pihak, kebijakan pendidikan dapat lebih inklusif dan berbasis pada kebutuhan nyata, bukan sekadar memenuhi kepentingan politik tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun