Tak ingin melewatkan kesempatan mencoba kuliner khas setempat, kami pun setuju untuk mampir. Ternyata, tempat ini memang dikenal dengan kelezatan baksonya yang autentik dan kaya rasa.
Kami yang berombongan memesan empat mangkuk bakso dan dua mangkuk mi ayam. Begitu pesanan datang, aroma kuah kaldu sapi langsung menggoda selera.Â
Tampilannya yang sederhana namun menggugah membuat kami semakin tak sabar untuk mencicipinya. Bakso-bakso bulat dengan satu bakso besar di tengahnya tampak menggugah selera.
usaha baksonya. Ternyata, ia sudah mengelola Warung Bakso Sederhana ini sekitar lima tahun yang lalu, tepatnya sebelum pandemi Covid-19 melanda.Â
Pak Giman, pemilik kedai, menyapa kami dengan ramah dan menceritakan kisah di balik"Awal-awal sulit, tapi saya selalu yakin kalau usaha ini bisa berkembang. Saya selalu berdoa dan minta petunjuk Tuhan," kata Pak Giman sambil tersenyum.
Ibu Giman, yang juga ikut membantu menjalankan usaha ini, berbagi cerita tentang tantangan yang mereka hadapi saat awal merintis usaha.
"Dulu, kami sempat ragu, tapi Pak Giman selalu memiliki keyakinan. 'Kita coba terus, pasti ada jalannya'," ujarnya sambil mengingat masa-masa awal mereka berjualan.
Menu andalan mereka adalah bakso sapi yang disajikan dengan tambahan mie, kecambah, dan daun bawang. Hal yang membedakan adalah bakso besar yang menjadi ciri khas sajian ini.Â
Setiap mangkuk bakso disajikan dengan lima butir bakso bulat kecil dan satu bakso besar, menciptakan kombinasi yang mengenyangkan dan memanjakan lidah.
Rasa kuah kaldunya gurih dan lezat, terasa betul menggunakan bahan-bahan alami dan segar. Mie yang digunakan juga kenyal, berpadu sempurna dengan tekstur bakso yang lembut namun padat.Â