Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan, Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Krisis Identitas: Ketika Citra Diri Menggeser Integritas Diri

16 Oktober 2024   13:39 Diperbarui: 16 Oktober 2024   18:43 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Citra diri/ Pixabay.com

Setiap orang dapat dinilai melalui perilaku dan ucapan mereka, yang sejatinya mencerminkan keadaan hati dan pikiran mereka. Dalam konteks ini, tindakan dan kata-kata bukan hanya sekadar ekspresi permukaan, tetapi mencerminkan kondisi moral dan spiritual yang mendalam.

Apa pun yang keluar dari diri seseorang, baik itu dalam bentuk tindakan maupun perkataan, menunjukkan sejauh mana mereka menginternalisasi nilai-nilai etika dan spiritual. 

Ketika seseorang bertindak atau berbicara dengan integritas, itu biasanya menandakan bahwa mereka memiliki karakter yang kuat dan sehat. Sebaliknya, tindakan atau ucapan yang buruk dapat menunjukkan adanya masalah di dalam, seperti ketidakpuasan, kebencian, atau bahkan kekosongan spiritual.

Dengan demikian, penting untuk menyadari bahwa karakter batin kita sangat berpengaruh terhadap cara kita berinteraksi dengan dunia. Memperbaiki dan membangun karakter batin yang positif dapat berujung pada tindakan yang lebih baik dan pengaruh yang lebih konstruktif terhadap orang lain. 

Oleh karena itu, proses introspeksi dan pengembangan diri menjadi sangat penting, karena hal tersebut tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi, tetapi juga menciptakan dampak positif dalam masyarakat secara keseluruhan.

Kualitas Hidup

Kualitas hidup seseorang tidak hanya dapat dinilai dari apa yang terlihat di permukaan, tetapi juga harus dipahami melalui motivasi dan dorongan hati yang mendasarinya. 

Dalam keseharian, banyak orang berupaya untuk menunjukkan citra yang baik di hadapan orang lain, sering kali mengedepankan penampilan dan perilaku positif. 

Meskipun tindakan baik dapat menjadi indikasi positif, penting untuk diingat bahwa tindakan tersebut tidak dapat muncul dari hati yang dipenuhi dengan niat buruk. 

Jika niat seseorang tidak tulus, maka meskipun perilakunya tampak baik, itu mungkin tidak mencerminkan karakter yang sejati. 

Prinsip ini bersifat universal: seseorang akan dikenal dari tindakannya, dan setiap tindakan tersebut tidak dapat dipisahkan dari karakter batin yang sebenarnya. Dengan kata lain, tindakan dan karakter batin saling berhubungan erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun