Membentang panjang, tak berujung, seakan tiada akhir.
Meski langkah berat menindih asa yang redup,
Aku terus berjalan, mencari terang dalam gulita.
Jauh di ufuk timur, ku nanti mentari yang bangkit,
Memecah bayang-bayang kelam, menyusuri jejak yang samar.
Kabut tak selamanya menutup pandang,
Sinar keemasan kan tiba, menggantikan kelam.
Di balik embun yang membungkus harapan,
Hati ini perlahan temukan teduh di antara rintik hujan.
Dari ujung tangan Tuhan, aku digenggam erat,
Langkahku dibimbing dalam malam yang pekat.
Meski jalanku sering tersesat dan rapuh,
Tangan-Nya tak pernah lepas, menguatkan jiwaku yang luluh.
Dalam kelembutan-Nya, aku takkan goyah,
Kasih-Nya adalah pelita yang menerangi tiap langkah.
Di tengah badai dan cobaan yang silih berganti,
Tuhan memelukku erat, dalam cinta-Nya aku abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H