Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan, Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beruk, Alat Penakar Tradisional dalam Kesepakatan Dagang Masyarakat Jawa

7 September 2024   06:22 Diperbarui: 7 September 2024   22:23 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Menakar Beras dengan Beruk / Source: https://seputargk.id

Dalam transaksi, pembeli menggunakan beruk untuk mengukur hasil panen. Misalnya, satu beruk jagung dihargai seratus perak. 

Pada masa itu, uang dengan pecahan lima perak masih cukup bernilai, dan dengan lima perak saja, seseorang bisa mendapatkan barang yang cukup banyak.

Demikian pula bila di pasar ingin membeli beras, pada waktu itu maka alat takaran yang digunakan adalah beruk. 

Beruk dalam Ekonomi Lokal

Penggunaan beruk dalam perdagangan mencerminkan kesederhanaan serta rasa keadilan yang dijunjung oleh masyarakat pedesaan pada masa itu. 

Meskipun teknologi dan alat ukur modern seperti timbangan pada  masa itu hanya dimiliki pedagang-pedagang tertentu.

Alat takaran beruk menjadi pilihan sebagai timbangan karena sifatnya yang praktis dan terjangkau. Selain itu, beruk juga melambangkan kesepakatan bersama di antara para penjual dan pembeli. 

Hal itu sebagai sebuah cerminan dari rasa saling percaya dan kejujuran dalam transaksi.

Penggunaan beruk juga memperlihatkan bagaimana masyarakat lokal sangat sederhana. Dengan adanya alat ukur tradisional seperti ini, perdagangan bisa berjalan dengan lancar. Transaksi tradisional tanpa memerlukan teknologi canggih atau sistem yang rumit.

Perubahan Teknologi

Seiring dengan masuknya teknologi dan modernisasi, penggunaan beruk perlahan mulai ditinggalkan. Alat ukur modern seperti timbangan digital dan alat pengukur lainnya mulai menggantikan beruk dalam transaksi perdagangan. 

Namun, di beberapa daerah, nilai historis dan budaya dari  alat takar, beruk masih dikenang sebagai bagian dari sejarah ekonomi tradisional masyarakat Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun