Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mbah Jakiman, Penganyam Bambu 80'an

28 Agustus 2024   12:08 Diperbarui: 28 Agustus 2024   12:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perajin Bambu di Gunungkidul (jogja.tribunnews.com)

Rumah-rumah berdinding bambu dan perlengkapan tani berbahan bambu menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, mencerminkan bagaimana masyarakat desa hidup dalam kesederhanaan dengan saling mendukung satu sama lain.

Mbah Jakiman bukan hanya sekadar seorang tukang anyam bambu. Dengan keuletan dan keterampilannya, ia telah menghasilkan berbagai produk kerajinan bambu yang masih dikenang hingga kini. Warisan ini merupakan bagian dari identitas dan budaya di desa yang terus hidup.

Hasil anyaman Mbah Jakiman mempengaruhi cara hidup warga desa. Anyaman bambu yang dibuatnya sangat bermanfaat masa itu. Menganyam bukan hanya memenuhi kebutuhan praktis, tetapi juga menginspirasi warga untuk memanfaatkan sumber daya alami dengan cara yang efektif.

Perubahan Zaman dan Kearifan Lokal

Seiring berjalannya waktu, banyak aspek kehidupan di desa mulai mengalami perubahan. Namun, warisan kerajinan bambu yang ditinggalkan oleh Mbah Jakiman tetap menjadi bagian berharga dari sejarah desa. 

Meskipun teknologi dan gaya hidup berubah, nilai-nilai dan keterampilan tradisional tetap harus dihargai dan dipelihara. 

Memoar ini merupakan penghormatan kepada setiap orang yang telah memberikan kontribusi terhadap kearifan lokal, dalam menjaga nilai-nilai tradisional. 

Warisan Mbah Jakiman adalah bukti bahwa meskipun zaman berubah, nilai-nilai kesederhanaan dan keterampilan tangan tetap relevan dan penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun