Rumah-rumah berdinding bambu dan perlengkapan tani berbahan bambu menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, mencerminkan bagaimana masyarakat desa hidup dalam kesederhanaan dengan saling mendukung satu sama lain.
Mbah Jakiman bukan hanya sekadar seorang tukang anyam bambu. Dengan keuletan dan keterampilannya, ia telah menghasilkan berbagai produk kerajinan bambu yang masih dikenang hingga kini. Warisan ini merupakan bagian dari identitas dan budaya di desa yang terus hidup.
Hasil anyaman Mbah Jakiman mempengaruhi cara hidup warga desa. Anyaman bambu yang dibuatnya sangat bermanfaat masa itu. Menganyam bukan hanya memenuhi kebutuhan praktis, tetapi juga menginspirasi warga untuk memanfaatkan sumber daya alami dengan cara yang efektif.
Perubahan Zaman dan Kearifan Lokal
Seiring berjalannya waktu, banyak aspek kehidupan di desa mulai mengalami perubahan. Namun, warisan kerajinan bambu yang ditinggalkan oleh Mbah Jakiman tetap menjadi bagian berharga dari sejarah desa.Â
Meskipun teknologi dan gaya hidup berubah, nilai-nilai dan keterampilan tradisional tetap harus dihargai dan dipelihara.Â
Memoar ini merupakan penghormatan kepada setiap orang yang telah memberikan kontribusi terhadap kearifan lokal, dalam menjaga nilai-nilai tradisional.Â
Warisan Mbah Jakiman adalah bukti bahwa meskipun zaman berubah, nilai-nilai kesederhanaan dan keterampilan tangan tetap relevan dan penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H