budaya yang istimewa sebagai bagian dari kegiatan misi lintas budaya dan tukar budaya.Â
Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia (STTJKI) Salatiga pada tanggal 22 Agustus 2024, menggelar acara pagelaranKolaborasi ini melibatkan STTJKI Salatiga bersama dengan Gereja Baptis Tokyo dan Hokkaido, Jepang, dalam rangka merayakan dan memperkenalkan kekayaan budaya masing-masing.
Pagelaran budaya ini menampilkan beragam pertunjukan tradisional dari Indonesia dan Jepang. Mahasiswa STTJKI Salatiga mempersembahkan tarian tradisional Lendo dari pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur.Â
Penampilan ini disertai rekaman iringan musik sasando, alat musik tradisional khas Sabu, dan disajikan dengan penuh keahlian serta keindahan, mendapatkan sambutan hangat dari penonton.Â
Makna Tarian Lendo
Tarian Lendo, yang berarti "tarian dari negeri yang indah," merupakan bagian integral dari tradisi budaya Sabu. Tarian ini sering dipentaskan dalam acara adat dan perayaan penting.Â
Tarian Lendo dari Sabu tidak hanya merupakan ungkapan syukur atas hasil panen dan keberhasilan sehari-hari, tetapi juga berfungsi sebagai bentuk penyambutan tamu yang meriah.
Selain itu, Tarian Lendo melambangkan persatuan dan keharmonisan dalam masyarakat, melalui gerakan dan formasi yang memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas. Gerakan dinamisnya juga mencerminkan keberanian dan kekuatan masyarakat Sabu dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Sementara itu, para remaja dan orang tua dari Jepang menampilkan tarian tradisional Rock Soran dari Hokkaido. Rock Soran adalah salah satu tarian tradisional Jepang yang menggambarkan kehidupan para pelaut.Â
Tarian ini meniru gerakan ombak laut serta aktivitas nelayan seperti menarik kail dan tali serta mengangkat hasil tangkapan di pundak.Â
Rock Soran sering dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah di Jepang sebagai bagian dari pendidikan budaya mereka. Penampilan ini dibawakan dengan energi tinggi, menambah warna dan keceriaan acara.Â