Tampak lembut kata katamu Â
Seperti kawan yang baik hati Â
Bertutur seakan pemimpin yang peduli Â
Namun terasa pahit sikapmu
Hanya lamis, pemanis, namun seperti racun Â
Kau sapa setiap orang, Â
Seperti orang paling penting di hadapanmu Â
Namun matamu penuh muslihat
Kekuasaan telah menggelapkanmu Â
Jabatan telah membutakan nuranimu Â
Engkau pelayan Tuhan bagi umat Â
Namun kau juga mencurinya
Pelayanan telah kau geser menjadi panggung pribadi Â
Kata katamu lamis, manis di bibir Â
Namun hatimu sama pahitnya dengan empedu Â
Kau singkirkan orang lain
Kau anggap mereka musuhmu Â
Dengan doa yang bertele-tele kau berkata lamis Â
Menyesatkan ketulusan yang lewat Â
Tak ada yang tersisa dari tulusmu