Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melatih Sikap Rendah Hati Melalui Doa Puasa

19 Agustus 2024   12:38 Diperbarui: 19 Agustus 2024   12:41 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doa Puasa Mahasuswa STJKI/ dok.pri

Pada hari Senin, 19 Agustus 2004, mahasiswa teologi di Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia (STT-JKI) melaksanakan doa puasa perdana, di Semester ganjil. Kegiatan yang dirancang untuk memperdalam kehidupan rohani dan memperkuat hubungan dengan Tuhan. 

Doa dan puasa menjadi momentum penting dalam perjalanan rohani mereka, menandai komitmen untuk pertumbuhan rohani yang berkelanjutan.

Aula STT-JKI ini dipilih untuk memberikan suasana yang mendukung refleksi dan konsentrasi, memastikan bahwa setiap peserta dapat berfokus pada tujuan rohani mereka dengan penuh khidmat.

Acara dimulai dengan pujian-pujian yang dipimpin oleh Martina Mega. Penyampaian pujian yang penuh semangat ini bertujuan untuk mengundang umat masuk hadirat Tuhan dan mempersiapkan hati peserta agar lebih siap mengikuti doa puasa.

Setelah pujian, acara dilanjutkan dengan khotbah dari Theodorus Miradji. Khotbahnya menekankan pentingnya merendahkan diri di hadapan Tuhan, berdasarkan Firman Tuhan dari Ulangan 8:17-18. 

Pesan utamanya adalah bahwa segala berkat dan kekuatan berasal dari Tuhan, dan kita perlu mengingat hal ini dalam setiap aspek kehidupan kita.

Makna doa puasa itu sendiri sangat dalam. Melalui praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat merendahkan diri dan memperdalam hubungan mereka dengan Tuhan. Ini adalah proses penting untuk membentuk karakter sebagai hamba Tuhan yang berkenan di mata-Nya.

Doa puasa juga bertujuan untuk meningkatkan kepekaan spiritual mahasiswa. Proses ini membantu mereka untuk lebih peka dalam mendengar dan mengikuti tuntunan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, menajamkan sensitivitas mereka terhadap panggilan Tuhan.

Di tengah era modern yang penuh dengan distraksi, mahasiswa STT-JKI menghadapi tantangan besar dalam menjaga kepekaan mereka terhadap Firman Tuhan. Distraksi teknologi dan tuntutan zaman sering kali membuat mereka sulit untuk tetap fokus dalam kehidupan rohani.

Untuk mengatasi tantangan ini, mahasiswa teologi harus memiliki koneksi yang kuat dengan Tuhan melalui doa dan puasa. Koneksi ini penting untuk memastikan bahwa mereka dapat melayani dengan efektif dan penuh pengertian, sebagai calon hamba Tuhan di masa depan.

Kehidupan pribadi mahasiswa STT-JKI juga harus mencerminkan karakter sebagai hamba Tuhan. Ini mencakup integritas, kedalaman rohani, dan komitmen dalam mengikuti Tuhan, terutama di tengah kemajuan zaman yang cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun