Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dentuman Ombak

17 Agustus 2024   10:13 Diperbarui: 17 Agustus 2024   10:30 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di pinggir pantai antara karang menjulang,Aku berdiri tegak, memandang jauh ke lautan,Samudera luas, birunya air di dentuman buih ombak.

Aku menyaksikan kedahsyatan Sang Pencipta,
Mata ku tengadah, menjelajah samudera tak berbatas.

Dentuman ombak keras menghantam karang,
Teguh berdiri, tiada tergoyahkan.

Kedahsyatan Sang Pencipta mengendalikan semesta,
Aku tampak kecil, ringkih tiada daya,
Sebagai debu, berbalut kefanaan.

Namun, dalam kedahsyatan-Nya, Sang Pencipta hadir lembut,
Hembusan angin-Nya menyapa.

Kecongkakan runtuh, kesombongan terkikis,
Batu karang tetap teguh berdiri,
Ombak terus menghantamnya.

Samudera luas tanpa akhir,
Menunjukkan betapa kecilnya manusia,
Namun, Sang Pencipta dahsyat adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun