Di puncak mimbar tinggi si pongah berdiri,
Merasa tak terkalahkan, angkuh memancar,
Di sebelahnya si sombong penuh intrik,
Menyulut api tipu daya dalam dada.
Mereka berkotbah tentang rendah hati,
Namun hanya jadi ungapan yang kosong,
Kekuasaan mereka menindas yang lemah,
Tirani merajalela di bawah bayang-bayang mereka.
Si pongah tertawa bahagia dalam keangkuhan,
Menyulut sorak-sorai pengikut setianya,
Si sombong menari dalam alunan tipu daya,
Mereka mengagahi kekuasaan dengan kejam.
Di tengah gerombolan yang memuja mereka,
Kedegilan dan kesombongan berkembang biak,
Mereka terlena dalam gemerlap dunia,
Lupa bahwa kebenaran tak bisa mereka beli.
Namun di balik tirai kegelapan,
Ada suara keadilan yang gemilang,
Menyusup perlahan ke dalam hati yang sunyi,
Menggugah jiwa yang terlelap oleh kekuasaan.
Ketika kata-kata mereka terdengar nyaring,
Bisikan kebenaran tak lagi terlupakan,
Mereka yang menganggap diri paling suci,
Akan tersadar bahwa kebesaran sejati datang dari keikhlasan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI