Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Pongah

8 Agustus 2024   06:35 Diperbarui: 8 Agustus 2024   06:36 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di puncak mimbar tinggi si pongah berdiri,
Merasa tak terkalahkan, angkuh memancar,
Di sebelahnya si sombong penuh intrik,
Menyulut api tipu daya dalam dada.

Mereka berkotbah tentang rendah hati,
Namun hanya jadi ungapan yang kosong,
Kekuasaan mereka menindas yang lemah,
Tirani merajalela di bawah bayang-bayang mereka.

Si pongah tertawa bahagia dalam keangkuhan,
Menyulut sorak-sorai pengikut setianya,
Si sombong menari dalam alunan tipu daya,
Mereka mengagahi kekuasaan dengan kejam.

Di tengah gerombolan yang memuja mereka,
Kedegilan dan kesombongan berkembang biak,
Mereka terlena dalam gemerlap dunia,
Lupa bahwa kebenaran tak bisa mereka beli.

Namun di balik tirai kegelapan,
Ada suara keadilan yang gemilang,
Menyusup perlahan ke dalam hati yang sunyi,
Menggugah jiwa yang terlelap oleh kekuasaan.

Ketika kata-kata mereka terdengar nyaring,
Bisikan kebenaran tak lagi terlupakan,
Mereka yang menganggap diri paling suci,
Akan tersadar bahwa kebesaran sejati datang dari keikhlasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun