Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misteri Doa, Jangan Memanipulasi Dosa!

31 Juli 2024   00:06 Diperbarui: 31 Juli 2024   20:47 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Adobe stock

Saat kita menghadapi kesulitan atau kebingungan, doa sering kali menjadi alat yang lebih intens digunakan untuk mencari bimbingan atau kekuatan. 

Doa mencerminkan kebutuhan manusia akan pemahaman yang lebih dalam akan kuasa Ilahi dalam menghadapi situasi-situasi yang sulit.

Jiwa yang Rapuh

Pada saat-saat seperti itu, doa tidak hanya menjadi proses ritual atau permohonan saja, tetapi juga menjadi ekspresi dari kerentanan, harapan, atau keteguhan hati seseorang.

Intensitas doa yang meningkat dalam situasi-situasi tersebut dapat mencerminkan keinginan yang lebih mendalam untuk mencari solusi yang berasal dari langit, atau tempat tinggi. 

Dalam misteri doa ini, terdapat pengakuan akan keterbatasan kita sebagai manusia, dan kepercayaan pada kuasa yang lebih tinggi. 

Dalam doa, kita yakini dapat memberikan arah atau jalan keluar dari situasi yang sulit. Bahkan Ketika doa belum dijawab, terkadang kita merasa bahwa Allah tidak hadir atau bahkan Ia sedang tidak mendengar doa-doa kita. 

Pengakuan Dosa

Dalam doa, terdapat aspek penting yang melibatkan pengakuan dosa, keinginan untuk bertobat, dan pergumulan atas hidup yang meliputi dimensi spiritual dan psikologis yang mendalam. 

Pengakuan dosa adalah sarana untuk kita selaras dengan pikiran-Nya, namun sering kali kita memaksakan diri, agar Allah bertindak selaras pikiran kita.

Pengakuan dosa merupakan langkah dalam proses memperbaiki hubungan dengan Tuhan atau kekuatan rohani kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun