Bagi Sebagian orang mungkin memiliki anggapan bahwa memiliki pendidikan tinggi sering kali berhubungan langsung dengan pendapatan yang lebih tinggi. Di beberapa institusi mungkin dengan gelar akademis dapat meningkatkan daya saing di pasar kerja dengan memperkuat keterampilan teknis dan analitis yang dicari oleh banyak pemberi kerja.
Seseorang yang berpendidikan tinggi sering kali memiliki jaringan profesional, meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi. Namun demikian harus disadari itu semua tidak menjamin pendapatan tinggi secara otomatis. Pendidikan tinggi biasanya menawarkan fondasi yang kuat untuk mencapai tingkat pendapatan yang lebih besar dalam jangka panjang.
Namun ada bebera faktor mengapa Pendidikan tinggi tidak linear dengan pendapatan yang tinggi, diantaranya:
Permintaan Pasar
Permintaan pasar mengacu pada jumlah kebutuhan tenaga kerja dalam bidang tertentu yang tersedia di pasar tenaga kerja. Ketika ada kelebihan tenaga kerja di suatu bidang, jumlah orang yang mencari pekerjaan lebih banyak daripada jumlah pekerjaan yang tersedia, menyebabkan upah tetap rendah meskipun para pekerja memiliki pendidikan tinggi atau keterampilan yang baik.
Sebaliknya, dalam bidang yang kurang memiliki tenaga kerja terampil, permintaan akan pekerja dengan keterampilan khusus lebih tinggi daripada jumlah pekerja yang tersedia, sehingga perusahaan bersedia membayar lebih tinggi untuk menarik dan mempertahankan pekerja yang memiliki keterampilan tersebut.
Sebagai contoh, di bidang teknologi informasi atau teknik, di mana ada kekurangan tenaga kerja terampil, pekerja dengan pendidikan formal yang tidak begitu tinggi tetapi memiliki keterampilan praktis yang relevan bisa mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi karena permintaan yang besar terhadap keahlian mereka.
Keterampilan Praktis vs. Pendidikan Formal
Keterampilan praktis dan pengalaman kerja sering kali lebih dihargai di pasar kerja dibandingkan pendidikan formal. Menurut laporan dari Burning Glass Technologies, 61% dari semua pekerjaan memerlukan keterampilan praktis yang spesifik. Selain itu, studi dari Harvard Business School menunjukkan bahwa 37% pengusaha menganggap pengalaman kerja lebih penting daripada gelar sarjana saat merekrut karyawan.Â
Di sektor teknologi, misalnya, banyak perusahaan besar seperti Google dan Apple tidak lagi mengharuskan pelamar memiliki gelar sarjana, tetapi lebih fokus pada keterampilan dan pengalaman nyata. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan praktis dan pengalaman langsung dapat memberikan keunggulan yang signifikan dalam mencari pekerjaan.
Perubahan Teknologi dan Industri