Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kopi Pahit di Angkringan, Menyemangati Ekonomi Rakyat Kecil

29 Juli 2024   19:40 Diperbarui: 30 Juli 2024   20:49 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sering bersama teman mencari kopi pahit yang terjangkau di angkringan, sering kali sembari menikmati gorengan atau nasi bungkus. 

Hari ini, saat menikmati secangkir kopi pahit di salah satu angkringan di sudut lapangan kota Salatiga, saya terinspirasi untuk menulis tentang pengalaman saya di sana. Cuaca di Salatiga memang sangat dingin akhir-akhir ini.

Angkringan adalah warung makan sederhana yang banyak ditemukan di pinggir jalan atau trotoar di Salatiga. Seperti di Jalan Senjoyo, Jalan Merak, Jalan Osamaliki, dan sekitar Lapangan Pancasila.

Angkringan ini terkenal dengan suasananya yang santai dan harga makanan yang sangat terjangkau. Biasanya, angkringan menawarkan berbagai menu seperti nasi kucing (nasi dengan porsi kecil), sate, gorengan, dan minuman seperti kopi dan teh. 

Angkringan telah berkembang menjadi fenomena kuliner yang populer, terutama di kalangan mahasiswa dan pekerja yang mencari tempat makan dengan harga murah.

Konsep angkringan juga memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi masyarakat kecil. Sebagai usaha dengan modal awal yang relatif kecil, angkringan memberikan kesempatan bagi perseorangan atau keluarga untuk memulai usaha mereka sendiri tanpa memerlukan modal yang besar. 

Ini menciptakan peluang ekonomi di tingkat lokal dan memberi dorongan bagi rakyat kecil untuk terlibat dalam sektor informal yang seringkali kurang diperhatikan.

Meskipun ukurannya kecil dan sederhana, tempat ini sering menjadi tempat pertemuan bagi berbagai kalangan masyarakat. 

Diskusi, obrolan santai, dan interaksi sosial sering berlangsung di angkringan, menjadikannya sebagai ruang sosial yang penting untuk membangun hubungan diantara mereka.

Dari perspektif ekonomi, angkringan juga mendukung pertumbuhan ekonomi mikro. Dengan biaya operasional yang tidak terlalu tinggi, angkringan memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan menu dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 

Ini memungkinkan pedagang angkringan bertahan dan berkembang meskipun menghadapi tantangan ekonomi yang sulit seperti saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun