pendidikan rohani.
Tantangan perkembangan zaman di era digital bagi sekolah tinggi teologi di Indonesia sangat kompleks karena membutuhkan kesiapan dalam mengadopsi teknologi untuk pengajaran dan pembelajaran yang efektif, serta pengembangan tenaga pendidik yang mampu memanfaatkan teknologi secara optimal dalam konteks teologi danDalam diskusi bersama Yayasan Lemkersa, Yayasan APII, dan Pengurus GJKI Nasional, Theoderus Miraji sebagai Wakil Ketua 1 Bidang Akademik dari Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia menyoroti pentingnya implementasi pembelajaran hybrid dalam konteks pendidikan teologi.Â
Beliau menjelaskan bahwa pendekatan ini tidak hanya memungkinkan interaksi langsung antara dosen dan mahasiswa di kelas, tetapi juga memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung pengajaran yang lebih dinamis dan inklusif. Selain itu, Miraji menekankan komitmen STT Jemaat Kristus Indonesia terhadap konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi pendidikan untuk membentuk lulusan yang kompeten secara akademis dan spiritual, penelitian untuk mengembangkan pemikiran teologis yang relevan, serta pengabdian kepada masyarakat melalui program-program pelayanan dan sosial yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan Kristen.
Sementara itu Petrus Baela, Wakil Ketua 3 Bidang Kemahasiswaan STT JKI, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi oleh lebih dari 383 Sekolah Teologi di Indonesia. Ia menggambarkan perjalanan STT JKI sebagai kapal yang harus bertahan di tengah tantangan yang berat. Sama seperti proses membentuk mutiara dari kerang di laut, pendidikan mahasiswa di STT dianggap sebagai upaya keras untuk menghasilkan individu yang berharga dan berkualitas dalam konteks teologi. Baela menekankan pentingnya adaptasi dan ketahanan dalam menghadapi dinamika zaman yang terus berkembang.
Di STT JKI Salatiga, upaya untuk meningkatkan penelitian melibatkan dosen dan mahasiswa dalam berbagai cara. Dosen meningkatkan kapasitas mereka dengan mengadopsi metode pembelajaran dan strategi yang relevan, yang tidak hanya memfasilitasi transfer pengetahuan namun juga mempromosikan keterlibatan aktif dalam penelitian. Materi perkuliahan disampaikan sesuai dengan visi misi STT JKI, dengan fokus pada pengembangan akademis dan spiritual, serta penekanan pada nilai-nilai kekristenan dalam konteks teologis. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin yang berkualitas dan berintegritas dalam masyarakat.
Dalam diskusi di STT JKI pada tanggal 25 Juli 2024, dijelaskan bahwa pengembangan kualitas dosen sangat penting untuk meningkatkan standar pendidikan. Selain itu, penyiapan sarana dan prasarana yang memadai untuk menampung mahasiswa juga menjadi fokus utama dalam mendukung proses pembelajaran yang efektif. Upaya menjaga marwah institusi dan program studi teologi sebagai bagian dari strategi berkelanjutan untuk mempertahankan reputasi dan kualitas pendidikan juga dibahas dalam diskusi tersebut.
Pada akhirnya, membangun jejaring baik secara nasional maupun internasional dan berkolaborasi dengan berbagai institusi menjadi strategi kunci yang diketuai oleh Hery Susanto untuk mendukung kemajuan STT JKI.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas akses terhadap sumber daya, memperkaya pengalaman akademik mahasiswa dan dosen, serta mempromosikan nilai-nilai teologi Kristen secara lebih luas. Dengan membangun kemitraan yang kuat, STT JKI diharapkan dapat mengambil peran yang lebih aktif dalam mendukung pendidikan teologi yang berkualitas dan relevan dengan tuntutan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H