Di zaman yang terus berubah ini, atau era digital, maka inovasi dan pemikiran maju sangat penting bagi perkembangan sebuah gereja atau organisasi keagamaan. Dengan berinovasi, sebuah gereja dapat tetap relevan dan memenuhi kebutuhan jemaat dalam menghadapi perubahan zaman.Â
Pemikiran maju juga membantu dalam menjawab tantangan baru dan mengeksplorasi cara-cara baru untuk memperluas pelayanan dan pengabdian dalaam lingkup jemaat dan masyarakat. Jadi, era digital pada zaman ini memang mendorong gereja untuk terus beradaptasi dan mengembangkan diri, bahkan dalam konteks kehidupan rohani.
Gereja Jemaat Kristus Indonesia telah memperkuat persiapannya untuk menghadapi tantangan moderen. Dimana zaman ditandai dengan kemajuan Artificial General Intelligence (AGI). Â
Hal yang tidak kalah penting adalah GJKI juga fokus untuk mewujudkan visi keluarga Hamba Tuhan yang dipulihkan. Ini tidak hanya mencakup aspek spiritual dan kehidupan pribadi, tetapi juga tanggung jawab sosial gereja terhadap masyarakat luas dalam menghadapi dampak teknologi AGI. Dengan memfokuskan pada pemulihan dan pemberdayaan keluarga sebagai unit terkecil gereja, sinode berupaya membangun fondasi yang kuat untuk menghadapi masa depan yang kompleks.
GJKI juga berkomitmen untuk membangun gereja lokal yang kokoh dan mampu bertumbuh di era modern. Ini mencakup pembinaan pemimpin gereja yang visioner, pelayanan yang adaptif terhadap perubahan sosial dan teknologi, serta penerapan strategi pertumbuhan gerejawi yang inklusif dan berkelanjutan.
Selain itu, sinode GGJKI juga berusaha untuk meningkatkan pemahaman dan respons gereja terhadap tantangan etika yang muncul dari penggunaan teknologi AGI. Tantangan yang harus dijawab bagaimana kemudian geteja merancang program pendidikan dan pembinaan untuk mempersiapkan anggota gereja dalam menghadapi dilema etika yang kompleks, seperti keadilan sosial, privasi, dan dampak teknologi terhadap kehidupan manusia.
Selanajutnya, GJKI berkomitmen untuk memperkuat pengawasan dan pembinaan dalam penggunaan teknologi di setiap tingkatan gereja. Mereka memastikan bahwa teknologi digunakan untuk mendukung misi gereja dan memperkuat iman, bukan sebagai pengganti atau mengganggu nilai-nilai spiritual dan ajaran gerejawi yang mendasar. Dengan langkah-langkah ini, GGJKI siap menghadapi tantangan zaman di era AGI dengan keyakinan dan kesiapan yang kokoh, menjaga identitas dan misi gereja dalam menghadapi perubahan global yang cepat dan kompleks.
Dalam gelar diskusi yang dihadiri oleh Pdt. Douglas Yeri Tamara, M.Th. (Ketua Nasional GJKI), Pdt. Kondang Sri Tatanegara, M.Th. (Sekretaris Umum), dan Pdt. Herawan Rudijanto, S.Th. (Wakil Sekretaris Umum), pembahasan tentang memajukan gereja dalam konteks yang dinamis dan kompleks saat ini menjadi semakin relevan.Â
Dengan mengadopsi pendekatan inklusif, integratif, dan dinamis ini, gereja diharapkan tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga berkembang secara positif dalam memenuhi panggilannya dalam memberikan pelayanan yang efektif bagi anggota gereja dan masyarakat luas di era yang terus berubah ini.