Mohon tunggu...
Obed Dllah
Obed Dllah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa politeknik negeri semarang Jurusan akuntansi Prodi akuntansi manajerial

Selanjutnya

Tutup

Financial

Hilangnya Kelas Menengah

21 Oktober 2024   19:00 Diperbarui: 21 Oktober 2024   19:07 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Hilangnya Kelas Menengah: Tantangan Ekonomi Global

Dalam beberapa dekade terakhir, fenomena hilangnya kelas menengah semakin sering menjadi topik perbincangan di berbagai negara, baik di negara maju maupun berkembang. Kelas menengah, yang sering dianggap sebagai penopang stabilitas ekonomi dan sosial, perlahan-lahan mengalami penurunan secara signifikan. Hal ini tidak hanya berdampak pada daya beli masyarakat, tetapi juga memicu ketimpangan sosial yang semakin tajam. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan serius: apa yang menyebabkan hilangnya kelas menengah, dan bagaimana dampaknya terhadap masyarakat secara keseluruhan?

Kelas menengah merupakan kelompok yang memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Mereka biasanya memiliki penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan menyisihkan sebagian untuk investasi dan konsumsi barang-barang mewah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak dari mereka yang terjebak dalam kesulitan ekonomi. Biaya hidup yang terus meningkat, stagnasi upah, dan ketidakstabilan pekerjaan adalah beberapa faktor yang membuat banyak orang yang dulu berada di kelas menengah kini tergeser ke bawah.

Salah satu penyebab utama hilangnya kelas menengah adalah globalisasi dan otomatisasi. Globalisasi telah membuka pasar internasional, yang memudahkan perusahaan untuk memindahkan produksi ke negara-negara dengan upah lebih rendah. Ini berdampak langsung pada berkurangnya lapangan kerja di negara-negara maju, terutama di sektor manufaktur yang selama ini menjadi tulang punggung bagi kelas menengah. Sementara itu, otomatisasi dan perkembangan teknologi menggantikan peran manusia dalam banyak pekerjaan, sehingga banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan atau mengalami pengurangan upah.

Selain itu, ketimpangan upah yang semakin lebar juga menjadi salah satu faktor utama yang mendorong hilangnya kelas menengah. Dalam beberapa dekade terakhir, keuntungan ekonomi lebih banyak terkonsentrasi di tangan segelintir orang kaya, sementara upah bagi pekerja kelas menengah stagnan. Peningkatan biaya hidup, terutama dalam hal perumahan, pendidikan, dan kesehatan, juga membuat beban yang semakin berat bagi mereka yang sebelumnya termasuk dalam kelas menengah. Akibatnya, banyak keluarga yang terpaksa menurunkan standar hidup mereka.

Fenomena ini juga diperburuk oleh kebijakan ekonomi yang tidak mendukung pertumbuhan kelas menengah. Dalam banyak kasus, kebijakan fiskal dan moneter lebih menguntungkan kelompok kaya dan perusahaan besar, sementara subsidi dan bantuan untuk kelas menengah semakin berkurang. Misalnya, pajak yang lebih rendah untuk perusahaan dan orang kaya sering kali diimbangi dengan pengurangan anggaran untuk program-program kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan yang selama ini membantu kelas menengah bertahan.

Ketidakstabilan pekerjaan juga menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi hilangnya kelas menengah. Dalam era gig economy dan kontrak kerja jangka pendek, banyak pekerja yang kehilangan jaminan pekerjaan tetap. Mereka terpaksa bekerja tanpa kepastian, tanpa tunjangan kesehatan, dan tanpa jaminan pensiun. Hal ini menciptakan kondisi di mana banyak orang harus berjuang untuk tetap berada di kelas menengah, meskipun penghasilan mereka tidak cukup untuk menutup kebutuhan dasar.

Hilangnya kelas menengah adalah tanda peringatan serius bagi ekonomi global. Kelas menengah yang kuat adalah fondasi dari ekonomi yang stabil, karena mereka merupakan kelompok yang memiliki daya beli tinggi dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Jika kelas menengah terus mengalami kemunduran, dampaknya akan dirasakan oleh seluruh masyarakat, termasuk peningkatan ketimpangan sosial, kemiskinan, dan ketidakstabilan politik.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan yang tepat guna menyelamatkan kelas menengah. Kebijakan yang mendukung distribusi ekonomi yang lebih adil, peningkatan upah, serta perlindungan sosial yang lebih baik dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini. Hanya dengan demikian, kita dapat menghindari hilangnya kelas menengah dan memastikan stabilitas serta kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun