Mohon tunggu...
Obed Mangunsong
Obed Mangunsong Mohon Tunggu... Arsitek - Pelajar

Menggambar / karya fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembohong

18 November 2024   23:01 Diperbarui: 18 November 2024   23:29 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ellie seorang gadis kecil yang sudah lama tinggal di dalam basement atas suruhan ayahnya. Ellie sekarang telah menginjak usia 14 tahun dan sama sekali tidak pernah melihat dunia luar. Setiap hari ayahnya menyuruhnya untuk mengonsumsi sebuah obat. Ellie melakukan aktifitas sehari-hari sehabis meminum obatnya, makanan telah disediakan oleh sang ayah. Ellie selalu menanti ayahnya untuk mendatanginya lagi. Ellie biasanya menghabiskan waktunya dengan bermain game di tablet atau hanya sekedar menyiram tanaman palsu. Gedoran basemen terdengar tanda ayah telah datang, hati Ellie sangat senang dengan kehadiran sang ayah. Ellie begitu menyayangi ayahnya. Ayah Ellie selalu datang untuk menanyakan keadaannya dan selalu muncul 1 pertanyaan yang berulang, apakah kamu sudah meminum obatnya? Ellie selalu menuruti perkataan ayahnya, ia bertanya apakah ayah akan turun menemuinya. Ayah menolaknya, ia beralasan bahwa dunia atas memiliki wabah mematikan, ayah takut jika Ellie terkena wabah itu dan memutuskan untuk mengisolasinya di dalam basement.

              Ellie selalu merasakan kantuk yang luar biasa saat mengonsumsi obat tersebut dan ayahnya menyuruhnya untuk tidur. Ellie masih belum ingin tidur, dia penasaran bagaimana dunia luar itu sendiri dan ingin membuat ayahnya bercerita seperti apa keadaan dunia luar. Ayah Ellie bercerita bahwa hari ini ia dikejar oleh sebuah makhluk mengerikan untungnya dirinya dapat melarikan diri. Ellie berterimakasih pada ayahnya kerena selama ini. Ayah Ellie memberikan sebuah hadiah yaitu buku harian. Sebelum tidur, Ellie menuliskan apa saja yang telah terjadi, dia begitu bahagia hari ini karena ayahnya telah menceritakan keadaan dunia luar dan memberinya sebuah hadiah.

              Esoknya Ellie melakukan rutinitas sehari-harinya, mengonsumsi obat, makan, dan mandi. Setelah menunggu untuk beberapa saat akhirnya ayah Ellie datang untuk menanyai kabar. Seperti biasa dia menanyakan apakah Ellie sudah meminum obatnya. Ellie mengiyakan hal tersebut namun, dia bertanya kepada ayahnya kenapa dirinya harus mengonsumsi obat tersebut. Ayah Ellie menanggapi dengan berkata bahwa obat tersebut dapat mencegah Ellie terinfeksi wabah. Ellie bertanya lagi tentang bagaimana kondisi dunia luar. Ayah Ellie bercerita bahwa dia melihat sebuah makhluk yang dapat mengimitasi suara manusia karena itu, dia meminta agar Ellie tidak membuka pintu basement kecuali jika Ellie mendengar suaranya. Ellie takut, bagaimana jika makhluk itu meniru suara ayah, ayahnya menanggapinya dengan membuat kata kunci yang hanya diketahui mereka berdua. Dia membuat kata kunci yang berbunyi apel. Ellie tidak mengetahui apa itu apel dan bertanya kepada ayahnya. Ayah Ellie menjawab bahwa apel merupakan sebuah makanan berwarna merah dan memiliki rasa yang manis. Ayah Ellie berjanji akan membawakannya apel jika ia menemukannya, hal ini membuat Ellie sangat senang. Sebelum tidur Ellie menulis di buku hariannya, bagaimana takutnya dia dengan makhluk yang dapat meniru manusia tersebut namun, ia juga penasaran seperti apa apel itu.

              Esok harinya Ellie segera mengonsumsi obat yang debiri ayahnya namun, hari ini ia mendapati tidak ada makanan yang menyambutnya. Secara terpaksa Ellie tidak makan dan segera membasuh dirinya. Aneh, ayah Ellie tidak mengunjunginya sama sekali hari ini. Ellie merasa sedih, dia berteriak dari basement meanggil-manggil ayahnya namun, tak ada respon satu pun. Sadar ayah tak akan datang hari ini, Ellie menuangkan rasa sedihnnya ke dalam buku pribadinya sebelum memutuskan untuk tidur. Dia berharap ayahnya datang di hari berikutnya.

              Sudah 3 hari Ellie tidak dikunjungi oleh ayahnya, dirinya dangat lapar dan takut. Ellie menjadi lemas akibat tidak adanya pasokan makanan. Ellie berpikir untuk tidak mengonsumsi obat di keesokan hari, penasaran akan apa yang akan terjadi. Esoknya ia memutuskan untuk tidak mengonsumsi obat, dirinya meminum air di kamar manidnya hanya sekedar untuk mengisi perut. Tiba-tiba suara ayah Ellie terdengar, Ellie merasa sangat senang dan berlari meniju pintu basement. Dia bertanya tentang kode yang mereka telah buat dan ayahnya dapat menjawwabnya, itu benar-benar ayah Ellie sangat girang mengetahui ini. Ia bertanya lagi, mengapa ayah beberapa waktu ini tidak datang? Ayah Ellie beralasan bahwa ada masalah yang harus dia selesaikan, ayah Ellie bertanya apakah Ellie telah mengonsumsi obatnya. Kali ini Ellie berbohong dan mengatakan bahwa dia sudah meminumnya. Ayah Ellie memberikannya makanan dan sebuah apel. Akhirnya rasa penasaran Ellie terpuaskan, untuk pertama kalinya dia melihat apel. Setelah menyantap makanan dan apel, Ellie memutuskan untuk berpura-pura untuk tidur. Setelah beberapa saat, terdengar suara pintu basement yang terbuka, ayah Ellie secara diam-diam memasuki kamar Ellie. Dia memastikan apakah Ellie sudah tidur, tertipu ayah Ellie akan segera melakukan aksinya. Ia membuka sabuk di celananya dan melepasnya. Ellie mengintip sedikit dan untuk pertama kalinya dia melihat wajah sang ayah. Mukanya saat itu sedang tersenyum lebar, mimiknya begitu aneh selayaknya seseorang yang ingin melepas gairah. Sebelum melakukan aksi sampahnya itu suara bel berbunyi, hal ini membuat ayah Ellie murka. Ia segera memakai busananya lagi dan menuju ke atas.

              Ellie bangun untuk menuju pintu basement, dia bingung tadi apa yang akan dilakukan ayahnya itu dan mengapa mukanya begitu mengerikan. Pintu basement terbuka lebar, Ellie mengambil kesempatan ini untuk keluar dari basement. Saat keluar dari basement, dia terdapat di sebuah ruangan yang lebih luas lagi. Ellie memutuskan untuk berkeliling sebentar, Ellie melihat selembaran kertas yang tertulis bahwa seseorang membeli 5 buah obat penenang. Ellie juga menemukan selembaran kertas yang berasal dari lembaga kepolisian. Kerta situ mencantumkan kecurigaan polisi terhadap ayah Ellie yang membeli obat penenang dalam jumlah tak masuk akal. Polisi sempat mengivestigasi rumah ayah Ellie namun, tak ditemukannya barang bukti. Hal ini membuat ayah Ellie bisa tenang untuk sesaat. Ellie mendapati sebuah pintu yang mengarahkannya keluar. Untuk pertama kalinya Ellie menjejakkan kakinya keluar. Dunia luar sangatlah bewarna tak ada satupun makhluk seperti cerita ayah. Ellie menatap ke atas melihat sebuah bola besar yang amat terang hingga membuat matanya sakit.          

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun