Mohon tunggu...
Tobias Setiawan
Tobias Setiawan Mohon Tunggu... -

Hanya siswa SMA biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangisan di Rimba Iblis

21 Oktober 2011   07:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:41 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tangis di Rimba Iblis:

Kenapa?...
Kenapa aku harus disini?
Diladang pembantaian yg penuh horror ini?

Yang kumau hanya bersama keluargaku..
menanami perkebunan sederhana kami..
dan merasakan gembiranya panen..
bersama para tetangga...

Mengapa peperangan bodoh ini tak ada hentinya?
Aku lelah menangis untuk rekanku yang mati sia-sia!
Aku bosan menghadiri pemakaman sahabat-sahabat seperjuanganku!

Yang kuinginkan adalah memanggul hasil kebunku,
dan menggendong anakku satu-satunya.
Tetapi.....
Mengapa harus senapan biadab ini yg kusandang!

Terkadang, aku ingin lari saja dari sini
Aku hampir dibuat gila oleh hutan lebat ini!
Telingaku sakit mendengar erangan kawan-kawanku
dan raungan senapan musuh memburuku setiap waktu
Aku hanya bisa berlari dan berlari.

Namun, Jendralku berkata
Kuatkanlah hati kalian!!!
pengorbananmu takkan sia-sia!!

Jika ingin bertahan hidup di rimba iblis ini,
Bertempurlah!!
Atas nama bangsamu!!
Atas nama saudara sebangsamu!!
Dan atas nama keluargamu!!

Perkataan beliau terngiang di benakku
Dan tertancap dalam- dalam di batinku

Aku boleh saja lemah
Biar saja aku ini tentara rendah!
Tapi, Aku bukanlah pengecut!!
Yang lari dari bayangannya sendiri!!

Atas nama Keluargaku!
Atas setiap darah kawan seperjuanganku!
Atas bangsaku!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun