Dampak Limbah Pabrik Kertas terhadap Kesehatan Pekerja dan Lingkungan: Pentingnya Pengelolaan yang Baik
Industri pabrik kertas di Indonesia memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian negara, terutama dalam sektor ekspor non-migas. Kebutuhan akan kertas yang terus meningkat, baik di dalam negeri maupun luar negeri, membuat pabrik-pabrik kertas di Indonesia berperan penting dalam penyediaan produk yang tak terhitung banyaknya. Namun, di balik kontribusinya yang besar terhadap ekonomi, pabrik-pabrik ini juga menimbulkan masalah serius, terutama terkait dengan pengelolaan limbah yang dihasilkan selama proses produksi. Limbah pabrik kertas yang tidak dikelola dengan baik berpotensi mencemari lingkungan sekitar dan mengancam kesehatan masyarakat, terutama bagi para pekerja yang terpapar langsung dengan limbah tersebut.
Menurut Lilis, seorang dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), limbah dari pabrik kertas, jika tidak ditangani dengan serius, bisa mengganggu kualitas udara dan meningkatkan risiko gangguan pernapasan bagi pekerja yang terpapar. Pencemaran ini sering kali bersumber dari debu halus dan bahan kimia yang terlepas selama proses pembuatan kertas. Selain itu, paparan terhadap polusi udara yang disebabkan oleh limbah ini bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang para pekerja, seperti gangguan fungsi pernapasan yang lebih serius.
Dalam penelitian yang dilakukan pada Juli hingga Agustus 2019, Lilis bersama timnya melakukan pengamatan terhadap para pekerja pabrik kertas untuk menilai dampak limbah industri terhadap kesehatan respirasi mereka. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa faktor yang berhubungan dengan masalah kesehatan, seperti usia, jenis kelamin, penggunaan alat pelindung diri (APD), serta status gizi pekerja. Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah SGRQ (St. George's Respiratory Questionnaire), yang mengukur kualitas hidup pekerja terkait dengan gangguan pernapasan. Selain itu, untuk lebih mendalam, fungsi pernapasan para pekerja diukur menggunakan tes spirometri, yang berfungsi untuk mengetahui seberapa baik paru-paru mereka dalam mengeluarkan udara.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 42 pekerja pabrik kertas, ditemukan bahwa mayoritas pekerja, yaitu sekitar 93,18%, memiliki hasil tes spirometri yang menunjukkan fungsi pernapasan yang tidak normal. Hasil ini menggambarkan bahwa banyak pekerja yang mengalami gangguan pada kapasitas paru-paru mereka, dengan nilai rata-rata FEV1/FVC (Volume Udara Paksa dalam 1 Detik terhadap Kapasitas Vital Paksa) hanya mencapai 65,04%. Angka ini jauh lebih rendah dari angka normal yang seharusnya mencapai 80% ke atas, yang menunjukkan adanya penurunan fungsi pernapasan yang signifikan di kalangan pekerja.
Lebih lanjut, kualitas hidup para pekerja juga tercatat buruk berdasarkan hasil SGRQ. Gangguan pernapasan ini menyebabkan banyak pekerja merasa kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari, dan tentu saja mengganggu kualitas hidup mereka baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sosial mereka. Lilis menekankan bahwa penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat dan peningkatan status gizi pekerja menjadi langkah penting untuk mencegah atau mengurangi gejala-gejala yang timbul akibat masalah pernapasan ini.
Lilis menyarankan agar para pekerja pabrik kertas lebih disiplin dalam menggunakan APD, seperti masker khusus untuk melindungi diri dari debu dan bahan kimia berbahaya. Selain itu, asupan gizi yang baik juga perlu diperhatikan untuk menjaga daya tahan tubuh, sehingga para pekerja dapat menghadapi dampak buruk dari polusi udara di tempat kerja. Meski demikian, Lilis juga menyadari bahwa pekerjaan di pabrik kertas sering kali menjadi sumber utama penghasilan bagi keluarga pekerja, sehingga banyak yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan tersebut meskipun kesehatan mereka terganggu.
Oleh karena itu, pengelolaan limbah yang lebih baik di pabrik-pabrik kertas menjadi hal yang sangat penting. Pabrik perlu lebih memperhatikan cara-cara untuk mengurangi emisi limbah yang dapat mencemari udara dan lingkungan sekitar. Pemerintah dan perusahaan harus bekerja sama untuk memastikan bahwa standar lingkungan hidup yang sehat dapat dipenuhi, sehingga pekerja dan masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik tetap aman dan sehat.
Penting juga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, serta melibatkan pekerja dalam proses ini. Dengan demikian, dampak buruk dari industri pabrik kertas terhadap kesehatan respirasi pekerja dapat diminimalisir, dan mereka dapat terus bekerja dengan aman tanpa harus mengorbankan kesehatan mereka.
Ke depan, pengawasan dan penegakan hukum terkait pengelolaan limbah industri harus lebih ditingkatkan. Selain itu, penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk menggali lebih dalam tentang dampak jangka panjang paparan limbah pabrik kertas terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar. Melalui pendekatan yang lebih holistik dan bertanggung jawab, kita dapat memastikan bahwa industri pabrik kertas tetap memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara, tanpa mengorbankan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H