Kota Cerdas (smart city) adalah sebuah konsep kota yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi kedalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, terdapat 6 pilar yang harus terealisasikan demi tercapainya program smart city yakni :
- Smart Governance (tata kelola pemerintahan yang cerdas), artinya dalam menjalankan pemerintahan dan pelayanan publik, pemerintah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
- Smart Economy (ekonomi cerdas), artinya diperlukan inovasi baru dalam kegiatan ekonomi untuk menambah peluang usaha baru dan meningkatkan persaingan pasar.
- Smart Society (masyarakat cerdas), artinya dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, masyarakat memanfaatkan teknologi informasi.
- Smart Branding, artinya menata wajah kota sehingga tercipta citra kota yang baik untuk pengembangan daerah.
- Smart Living (hunian cerdas), artinya menerapkan teknologi informasi pada dasar penyelenggaraan infrastruktur permukiman.
- Smart Environment (lingkungan cerdas), artinya menerapkan teknologi sebagai elemen pendorong pengelolaan lingkungan yang tetap memperhatikan lingkungan hidup dalam program pembangunan kota.
Kota Kediri merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang tergabung dalam Gerakan Menuju 100 Kota Cerdas (Smart City) di Indonesia. Pada saat ini, Pemerintah Kota Kediri terus berupaya mewujudkan 6 pilar-pilar kota cerdas yang telah disebutkan diatas. Berikut merupakan peluang dan tantangan Kota Kediri untuk mewujudkan Smart City.
Peluang Kota Kediri adalah sudah tersedianya komponen-komponen yang menjadi bagian 6 pilar smart city yang harus direalisasikan. Berikut merupakan uraian 6 pilar smart city yang sudah ada di Kota Kediri :
- Smart Governance
Pemerintah Kota Kediri telah mengembangkan beberapa aplikasi pelayanan masyarakat berbasis digital seperti CekBansos, SAKTI Kota Kediri, Pecut, dan lain sebagainya. CekBansos merupakan aplikasi berbasis website yang dapat diakses masyarakat untuk mengetahui masyarakat tersebut mendapatkan bantuan uang ataupun sembako dengan menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Sedangkan SAKTI merupakan aplikasi berbasis teknologi informasi untuk sistem administrasi kependudukan seperti pengajuan akta kelahiran, akta kematian, E-KTP, dan lain sebagainya. Adapun aplikasi Pecut merupakan aplikasi perizinan satu pintu Kota Kediri. - Smart Economy
Program-program yang mendorong penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses layanan publik di bidang perijinan, penanaman modal dan investasi serta perpajakan daerah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan anggaran pemerintah akan menerapkan layanan digital berbasis perbankan. - Smart Society
Pemerintah Kota Kediri telah meluncurkan beberapa program untuk mendukung tatanan masyarakat cerdas yang produktif secara positif seperti program English Massive dan Genibudujari. English Massive (EMAS) merupakan program kursus bahasa inggris gratis yang diluncurkan Pemerintah Kota Kediri. Adapun Genibudujari merupakan kegiatan yang mewadahi pelajar Kota Kediri berbasin kesenian tradisi. - Smart Branding
Untuk mewujudkan smart branding, Kota Kediri mempersembahkan acara yang memperkenalkan kota kediri seperti Dhoho Street Fashion dan membuat program kampung tenun. Dhoho Street Fashion adalah sebuah acara pagelaran busana tenun ikat khas kediro yang diadakan setiap tahun. Adapun Kampung Tenun Ikat berada di Kelurahan Bandar Kidul. - Smart Living
Untuk mewujudkan smart living, Kota Kediri menciptakan program peningkatan kualitas hidup seperti Gerakan Menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi (Gemakiba), program angkutan umum gratis dan bus sekolah gratis, dan lain sebagainya. - Smart Environment
Untuk mewujudkan smart living, Kota Kediri membuat kebijakan seperti Perwali mengenai pengurangan penggunaan plastik yang sulit diuraikan dan bank sampah.
Selain terdapat peluang, terdapat pula tantangan Kota Kediri dalam mewujudkan Smart City. Tantangan tersebut antara lain :
- Masyarakat Kota Kediri belum seluruhnya paham mengenai konsep smart city
- Aplikasi-aplikasi pelayanan yang sudah ada masih belum dikenalkan secara luas kepada masyarakat maupun kepada pelaku usaha
- Perlu banyaknya edukasi dan pelatihan kepada masyarakat mengenai penggunaan teknologi
- Banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan website maupun aplikasi sehingga dibutuhkan adanya kemitraan dengan pihak swasta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H