Mohon tunggu...
Noey
Noey Mohon Tunggu... Lainnya - writer

Salam Literasi !

Selanjutnya

Tutup

Love

Glorifikasi Manipulasi dalam Sebuah Hubungan

26 Maret 2023   13:48 Diperbarui: 26 Maret 2023   14:03 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sepasang kekasih yang terlihat begitu bahagia di mata orang lain. Mereka selalu tersenyum dan saling berpegangan tangan di setiap kesempatan. Namun, sedikit yang tahu bahwa kebahagiaan mereka tidaklah alami.

Pada awal hubungan, sang pria memanipulasi pasangannya dengan memberikan pujian yang berlebihan dan menjadi sosok yang selalu memenuhi kebutuhan sang wanita. Tanpa disadari, sang wanita pun terperangkap dalam jebakan manipulasi ini dan mulai tergantung pada sang pria.

Sang pria memanipulasi pasangannya dengan sangat lihai. Dia selalu saja memutarbalikkan situasi, membuat sang wanita merasa bersalah dan selalu berusaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya yang sebenarnya tidak ada. Dan ketika sang wanita sudah hampir putus asa, sang pria akan tiba-tiba menjadi sosok yang begitu penuh perhatian dan memuji sang wanita dengan kata-katanya yang indah.

Hal ini berulang-ulang terjadi, dan sang wanita pun terjebak dalam lingkaran manipulasi yang begitu rumit. Dia merasa begitu tergantung pada sang pria, dan ketakutan kehilangan akan hubungan mereka pun membuatnya selalu saja memaklumi perilaku sang pria.

Banyak orang yang menganggap manipulasi dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar dan bahkan penting untuk menjaga sebuah hubungan tersebut agar tetap stabil. Mereka berpikir bahwa dengan memanipulasi pasangan, mereka dapat mempertahankan hubungan dan membuatnya lebih kuat. Namun, pada kenyataannya, manipulasi hanya merusak hubungan secara bertahap.

Glorifikasi manipulasi dalam sebuah hubungan adalah sebuah tragedi. Kita tidak boleh menganggapnya sebagai hal yang biasa, karena manipulasi bukanlah tanda cinta, melainkan tanda kekuasaan yang ingin menekan dan mengendalikan orang lain.

Tidak ada salahnya dengan memiliki kekuatan atau kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, namun memanipulasi seseorang dalam sebuah hubungan tidaklah benar. Hubungan yang sehat harus didasarkan pada kepercayaan, kesetaraan, dan saling menghargai satu sama lain. Kita harus memahami bahwa manipulasi tidak akan membawa kebahagiaan dalam sebuah hubungan, melainkan hanya akan menciptakan kerusakan yang semakin dalam.

Oleh karena itu, penting untuk menghindari glorifikasi manipulasi dalam sebuah hubungan dan mengakui bahwa manipulasi hanya akan merugikan dan merusak sebuah hubungan. Lebih baik untuk mencari cara lain dalam memperkuat hubungan, seperti dengan saling berbicara secara terbuka dan jujur, membangun kepercayaan, dan menghargai satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun