Mohon tunggu...
nysaalifiarahma
nysaalifiarahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya menonton drama korea

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Marak Kekerasan Anak pada Layanan Daycare, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

4 Desember 2024   00:20 Diperbarui: 4 Desember 2024   00:38 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jakarta  -- 11 Oktober 2024 -- kasus kekerasan terhadap anak di tempat penitipan anak (daycare) semakin marak, ini memicu kekhawatiran bagi orang tua di seluruh Indonesia. Kekerasan yang terjadi bukan hanya fisik saja, tetapi juga kekerasan psikologis dan emosional yang dilakukan oleh pengasuh atau staf daycare. Ini menimbulkan pertanyaan besar tentang sumber fenomena ini dan bagaimana mereka mempengaruhi perkembangan anak.

Kekerasan di Daycare: Masalah yang Mengkhawatirkan

Sejumlah kasus yang terungkap dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa anak-anak yang dipercayakan untuk dirawat di daycare malah menjadi korban kekerasan. Laporan menunjukkan bahwa anak-anak dilayani dengan sangat buruk oleh orang tua yang mengharapkan lingkungan yang aman dan mendidik.

Tidak hanya kekerasan fisik seperti pukulan atau bentakan, tetapi juga kekerasan emosional dan psikologis juga terjadi di fasilitas perawatan anak ini. Anak- anak seringkali merasa terabaikan, ditelantarkan, atau bahkan dihukum secara tidak wajar oleh pengasuh atau staf yang seharusnya memberikan perawatan dan perhatian penuh kepada mereka.

Dampak Kekerasan pada anak

Anak-anak yang mengalami kekerasan di daycare memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan mereka. Anak-anak yang mengalami kekerasan fisik atau emosional ini berisiko mengalami trauma psikologis, gangguan perilaku, dan kesulitan dalam menjalin hubungan sosial. Akibatnya, perilaku sosial mereka serta kemampuan mereka untuk membangun rasa aman dan percaya diri dapat terpengaruh.

Menurut teori perkembangan sosial-emosional Erik Erikson pada tahap usia dini, anak-anak berada pada tahap autonomi Vs rasa malu dan keraguan.  Jika anak-anak mengalami kekerasan atau pengabaian, mereka cenderung kehilangan rasa percaya diri dan mengalami keraguan terhadap kemampuan diri mereka. Ini dapat menghambat perkembangan emosional mereka, yang seharusnya dipenuhi dengan rasa aman dan kepercayaan diri.

Teori attachment (ikatan) dari John Bowlby juga sangat relevan. John Bowlby berpendapat bahwa anak-anak membutuhkan hubungan yang aman dengan pengasuh mereka untuk mengembangkan rasa percaya yang mendalam terhadap orang dewasa dan dunia sekitar mereka. Kekerasan dalam daycare dapat merusak iktan ini, yang menyebabkan anak-anak merasa tidak aman dan terisolasi, juga berpotensi mengalami gangguan emosional yang lebih serius dimasa depan.

Menurut Jean Piaget juga teori perkembangan kognitif juga menujukkan bahwa pada usia dini, anak-anak berada pada tahap operasi konkret yang di mana mereka mulai memahami  dunia secara lebih sistematis. Tetapi, jika mereka mengalami kekerasan anak-anak mungkin lebih fokus pada rasa takut dan kecemasan daripada megekplorasi dan belajar. Hal ini dapat menghambat proses belajar mereka dan bisa menggangu perkembangan kognitifnya secara keseluruhan.

Tanggapan Pemerintah dan Upaya Perbaikan

Menanggapi marakya kasus kekerasan ini, pemerintah dan lembaga mulai meningkatkan upaya pengawasan terhadap fasilitas daycare. Langkah yang sedang dipertimbangkan yaitu:

  • Peningkatan Pelatihan untuk Pengasuh, ini agar mereka dapat menangani anak dengan lebih baik, mengelola stres, dan memberikan perhatian yang sesuai dengan kebutuhan emosional anak-anak.
  • Pemeriksaan yang Lebih Ketat Terhadap Fasilitas Daycare, dengan peninjauan berkala mengenai standar keselamatan dan kualitas perawatan anak yang disediakan.
  • Pemberian Dukungan Psikologis bagi Pengasuh, agar membantu mereka mengatasi stres dan tantangan dalam pekerjaan mereka, dan mencegah potensi terjadinya kekerasan terhadap anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun