Rame rame menulis tentang guru.,saya pun ingin ikut cerita jugaÂ
Bapak saya memang guru ,mengajar di sekolah dasar di kabupaten terpencil ,sedangkan kami sekeluarga tinggal di kota,jadi bapak menempuh perjalanan hampir 30 km setiap hari
Bapak pulang dan pergi mengajar naik kendaraan umum,berjalan kaki dari rumah menuju jalan raya utama dan jalan kaki lagi dari jalan raya utama menuju sekolah tempatnya mengajar
Saya tidak tahu kenapa bapak tidak mengunakan sepeda motor atau sepeda seperti teman temannya sesama guru tapi memang kami tidak mempunyai sepeda motor
Kondisi seperti ini berlangsung dari bapak saya diangkat jadi guru hingga pensiun
Kami anak anak ,saya kakak beradik empat orang jadi maklum dengan kondisi seperti ini,ibu membuka warung sayuran untuk.menyokong ekonomi keluarga
Kadang kami merasakan pertengkaran kecil diantara dua orang tua kami,kebiasaan mereka bila berselisih paham tidak ribut bertengkar tapi saling mendiamkan satu dengan lainnya jadi kami sudah maklum artinya sudah tanggal tua uang tidak ada
Bukan tanpa usaha ibu saya yang kakaknya seorang pejabat pusat,berusaha memutasi bapak dari tempatnya mengajar ke tempat yang lebih menjanjikan secara ekonomi ditempat lain
Namun bapak sangat berdedikasi di tempat ia mengajar,hanya bapak dan kepala sekolah yang tetap bertahan dan betah di sekolah itu, pengajar baru silih berganti,tidak pernah bertahan lama  entah karena gajinya yang kurang atau tempatnya yang jauh mereka tidak betah mengajar di sekolah itu
Pernah satu kali saya berkesempatan ke sekolah tempat bapak mengajar jauh benar saya berjalan kaki setelah turun dari jalan raya,untung saat itu ada pengendara sepeda yang lewat dan mengajak saya untuk menunjukan tempat serta mengantar saya ke tempat bapak mengajar
Saat itu saya diamanatkan bapak menyampaikan surat ijin cuti  karena mendadak bapak harus pulang kampung ke Bali disebabkan ibu mertuanya alias nenek saya meningggal