Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kabut di Kintamani

21 Desember 2024   14:48 Diperbarui: 21 Desember 2024   14:48 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kabut di Kintamani

Samar terlihat batang ilalang bergoyang di balik hempasan angin bersaput kabut.
Sesekali irama angin diiringi suara seperti siulan seruling.
Aku menatap nanar julang dan lekuk bebukitan terlihat hijau walau deru hujan menyelimuti.

Langkah terus susuri jalanan terpercik air dan mengalir menuju lembah
Sampai pada batas gapura megah.
Itulah Pura Danu Batur yang menyimpan misteri legenda Kangchingwi dan Dewi Danu.

Aku menatap berjejer bangunan menjulang tinggi berselimutkan hujan dan sayong.
Dikejahuan Gunung Batur meliak liuk berdiri kokoh.
Tawarkan panorama alam nan agung

Waktu terus berjalan.
Kekusukanku memohon berirama dengan rintik dan desiran angin.
Dedaunan terlihat melambai.
Kabut di Kintamani.
Tetap indah menawan
Hingga aku berat untuk berpisah

Kintamani, 18 12 24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun