Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Tidak Menjadikan Diriku Manusia Dungu

30 April 2024   21:05 Diperbarui: 30 April 2024   21:11 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar pixabay gratis

Aku Tidak Menjadikan Diriku Manusia Dungu

"Orang tuaku boleh kamu tipu. Tapi denganku jangan coba-coba. Aku bukan manusia dungu." Jesika mengambil cincin di jemarinya dan langsung melempar ke dada Alex. Alek terkejut, tapi Jesika sudah naik mobil duluan. Alex bengong sendiri, sambil merenung diri, atas semua kelakuannya selama ini.

Memang, perbuatan jahat suatu saat pasti kena getahnya. Hampir selama setahun dia menutupi aib kepada keluarga Jesika utamanya Jesika sendiri.

Saat itu di bulan Pebruari setahun lalu, mental Jesika benar-benar terpuruk. Jalinan cinta yang mereka bangun mulai SMA harus kandas karena pacarnya pergi untuk selamanya. Tabrakan beruntun di jalan tol menyebabkan mobil yang dibawa Agus berguling di jalan tol. Mungkin karena kecepatannya yaang melebihi, sehingga sulit dikendalikan. Agus terperangkap di dalam mobil dengan luka parah, sampai nyawanya tak tertolong.

Selama 4 bulan Jesika mengurung dirinya dari yang namanya pacar, walau banyak lelaki yang mendekati. Ia masih trauma dengan masa lalunya.

Ditengah kesepian dan kerinduan pada sosok almarhum Agus, hadir sosok lelaki yang bernama Alex. Alex lelaki seperti belut, kayak bunglon memang pinter menempatkan dirinya.

Dia bukan berusaha mendapatkanku, tapi Alex berusaha membuka pintu hati Ibu Jesika. Dua tiga kali Alex hadir di tengah keluarga, terutama kepada ibuku.

"Jesika. Kamu tidak bisa selamanya sendiri. Umurmu kian bertambah. Ibu juga ingin menimang cucu." Kata ibu Jesika suatu hari.

"Maksud ibu, aku harus menerima lelaki yang namanya Alex ya Bu?"

"Persis Jesika. Ibu melihat dan merasakan pemuda itu cocok denganmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun