Dengan sigap lelaki duduk. Rupanya ia grogi juga. Syukur pesanan minum dan sebuah humberger ada dihadapannya. Lelaki itu mengambil es jeruk, lalu meminumnya.
"Maaf ya, belum menawarkan kepada Nona." Lelaki itu berusaha melawan groginya.
Diana tak enak juga membiarkan suasana. Ia kemudian menjawab.
"Tidak apa-apa pak. Silahkan dinikmati." Kata Diana, sambil sedikit melempar senyumnya.
Lama saling tak bersuara, rupanya lelaki itu sadar, bahwa ia harus memulai pembicaraan, walau ia sengaja merapat masa lalu.
"Maaf, Nona. Saya masih singel. Kalau bisa mohon jangan bilang Bapak. Panggil saja Mas."
"Oo, maaf ya Mas. Saya salah ucap."
"Kalau tidak salah Nona dulu SMA nya di SMA 42 ya? Kalau tidak salah IPA 2." Lelaki itu membuka pembicaraan.
"Kok Mas tahu? "Diana mulai curiga kepada lelaki disampingnya. Jangan jangan..ah, tidak baik menduga.
"Saya alumni di SMA Jakarta juga. Tamatan tahun 2010." Sambung lelaki itu.
Kecurigaan Diana makin memuncak. Lelaki itu bisa-bisa teman sekolah dulu. Mungkin dia beda kelas saja.
Namun karena waktu sudah menunjukkan pukul 12.20, Diana harus bergegas ke kantor lagi. Jam kerja siang dimulai pukul 13.00.