Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mencium Deru Debu

16 April 2024   04:29 Diperbarui: 16 April 2024   04:31 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencium Deru Debu

O, sudah pagi
Ingatan mencium
Mencium deru debu
berserakan di tungku
berkejaran di jalan
bergumul di kantong plastik
dan secuil di saku baju

Deru debu
Deru debu hidup
seorang penyamun
meranggas receh
yang tercecer
sisa asa pencuri isi bumi
seluas bumi ia curi
entah dibagi bagi sembunyi
semua jadi sepi

Yah, tak usah disesali
roda kita ada di bawah
jangan harap di atas
kan terkurung
dalam hayal
lalui saja
deru debu kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun