Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serpihan Hati yang Terluka

5 April 2024   17:15 Diperbarui: 5 April 2024   17:19 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar pixabay gratis

#Pentigraf

HSerpihan Hati yang Terluka

Saat-saat menjelang hari raya seperti sekarang, keinginan Mayang untuk bertemu dengan kekasihnya, sangat mengusik kerimduannya. Betapa tidak setahun hari raya telah berlalu, Mayang belum mendapat kepastian bagaimana Agung masih berharap akan cintanya.
"Mayang, cinta bukan soal harta. Cinta adalah kasih sayang. Dan Aku sangat mencintaimu." Kata-kata Agung dipertemuan terakhir selalu terngiang dipikiran Mayang.

Mayang dari awal sudah mengatakan kepada Agung, bahwa perjalanan cinta yang mereka jalin akan mendapat batu sandungan yang berat. Betapa tidak, kondisi kehidupan mereka sangat berbeda. Mayang hanyalah perempuan yang hidup dalam kubangan kemiskinan. Ayahnya seorang tukang parkir di pasar. Sementara ibunya ikut berjualan di emperan pasar tersebut. Ayah, ibu, Mayang, dan satu adik laki-laki Rido, tinggal disebuah rumah kontrakan yang hanya satu kamar. Hanya saja kamar tersebut berisi emperan. Emperan tersebut dikurung untuk tidur Mayang, dan Rido adiknya.

Namun tempat itulah yang mempertemukan Agung dengan Mayang. Agung mahasiswa kedokteran yang kebetulan sedang melaksanakan penelitian tentang pola asuh anak bagi keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan. Keluarga Mayang menjadi salah satu sampel. Entah siapa yang memulai, pertemuan beberapa kali Mayang dengan Agung, justru menyebabkan Agung jatuh cinta dengan Mayang. Wajar saja, Mayang perempuan yang cantik dan soleha. Mayang harus rajin membantu orang tuanya. Dan setiap ada kesempatan Agung pasti mampir kewarung ibunya. Walau terbersit dalam pikiran, Mayang juga mencintai Agung, tapi Mayang menghapusnya dari ingatan. Sampai akhirnya jejak Mayang dan keluarga tidak diketahui oleh Agung karena Mayang harus berpindah keluar kota untuk mencari tempat kerja dan kontrakan rumah yang baru. "Sebentar lagi Idhul fitri kan datang. Adakah Agung masih tahu serpihan hatiku yang terluka?" Kata hati Mayang sambil mengusap air matanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun